Jakarta (Riaunews.com) – Timnas Jerman mendapat sorotan tajam bernada kritik dari para netizen usai tersingkir dua kali beruntun di Piala Dunia.
Kemenangan atas Kosta Rika 4-2 tak lantas mengantarkan Jerman lolos ke Babak 16 besar, justru mengulang tragedi gugur di fase grup seperti yang terjadi pada Piala Dunia Rusia 2018.
Sorotan negatif netizen di dunia maya berkaitan dengan kampanye lain yang dilakukan Jerman selama di Qatar: Dukungan terhadap LGBT.
“Jerman datang ke Qatar mendorong agenda lain daripada bermain sepak bola. Kalah di pertandingan pertama & tidak pernah pulih. Sebuah pelajaran besar 😫,” tulis salah satu pemilik akun di laman twitternya disertai unggahan pose Timnas Jerman saat menutup mulut.
Germany came to Qatar pushing another agenda rather than playing football.
Got distracted in the first match & never recovered.
A big lesson 😫 pic.twitter.com/aVw7P16j5Z
— POOJA!!! (@PoojaMedia) December 1, 2022
Ejekan senada juga disampaikan akun Footballfunny. Jerman diingatkan untuk menjadi tamu yang baik, mengingat aksi banyak protes mereka soal aturan tuan rumah Qatar yang dikenal sebagai negara muslim.
‘Jerman seharusnya berkonsentrasi pada sepak bola daripada menolak menghormati hukum negara (Qatar)’.
Seperti diketahui, sksi tutup mulut pemain timnas Jerman yang dilakukan saat foto tim jelang kick-off melawan Jepang di Piala Dunia 2022 pada Rabu (23/11).
Aksi tutup mulut para pemain Jerman dilakukan sebagai bentuk protes kepada FIFA yang melarang mereka memakai ban kapten pelangi ‘One Love’ sebagai kampanye ramah LBGT+ di Piala Dunia 2022.
“Kami ingin menggunakan ban kapten kami untuk mempertahankan nilai-nilai yang kami pegang di tim nasional Jerman yaitu keberagaman dan saling menghormati. Bersama dengan bangsa lain, kami ingin suara kami didengar,” penjelasan timnas Jerman di akun Instagram resmi pada Rabu (23/11).
Aksi Jerman tersebut sedari awal sudah memancing reaksi sinis. Bahkan, warga Qatar menyerang balik Jerman soal konsistensinya mengenai diskriminasi.
Para suporter Qatar mengangkat poster Mesut Ozil tersebut sambil menutup mulut mereka. Aksi itu dilakukan sebagai pengingat tindakan rasialisme yang dilakukan Jerman kepada mantan pemainnya tersebut.
Ozil, pemain muslim asal Jerman itu mengakui mengalami tindakan intimidasi dan rasialisme karena menyuarakan dukungannya terhadap pergerakan kaum muslim, mulai dari aksi solidaritas untuk Uighur, hingga kedekatannya dengan Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan.
Pemain timnas Belgia, Eden Hazard mengakui aksi tutup mulut seperti yang Jerman lakukan tidak ada gunanya jika kemenangan gagal didapat. Maka dari itu, para pemain lebih baik memperbaiki penampilannya untuk dua laga ke depan, ketimbang koar-koar soal kampanye tersebut.
“Ya mereka melakukan kampanye itu, tapi akhirnya kalah. Mereka lebih baik tidak melakukan itu dan fokus menang,” ujar Hazard seperti dikutip ESPN saat Jerman kalah 1-2 dari Jepang di laga pembuka.***