Kamis, 21 September 2023

Agama Seseorang Sesuai Dengan Agama Teman Dekatnya

Oleh Ina Ariani, Aktivis Muslimah Pekanbaru

Sebagai hamba Allah yang lemah, terbatas, serba kurang dan butuh tempat bersandar. Ingat secara fitrah, kapan saja pasti kita bisa merasa futur. Sebagai seorang muslim/muslimah ketika ingin melakukan berbagai amal saleh dan ibadah, kita tidak bisa sendirian. Kita butuh teman untuk mengingatkan kita dalam kebaikan juga kesabaran.

Sejatinya, keimanan seorang muslim dilihat dimana dan dengan siapa dia berteman. Karena pertemanan menjadi penjaga kita dalam ketaatan. Namun, kita harus berhati-hati memilih teman (sahabat). Bisa jadi kita berteman dengannya tetapi tidak mendapat kecintaannya.

Dari Anas, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda;  Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang kiamat. Ia berkata, “Kapan terjadinya kiamat ya Rasulullah?” Rasul berkata, “Apa yang telah engkau siapkan untuknya?” Laki-laki itu berkata, “Aku tidak menyiapkan apapun kecuali sesungguhnya aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Rasul Saw berkata, “Engkau bersama apa yang engkau cintai.”

Anas berkata “Kami tidak pernah merasa bahagia dengan sesuatu pun yang membahagiakan kami seperti bahagianya kami dengan perkataan Nabi, “Engkau bersama apa yang engkau cintai,” Anas kemudian melanjutkan, “Maka aku mencintai Nabi, Abu Bakar, dan Umar. Dan aku berharap akan bersama dengan mereka karena kecintaanku kepada mereka meskipun aku belum bisa beramal seperti mereka.” Mutafaq ‘alaih.

Cintailah orang yang mencintai Allah Taala dan Rasul-Nya. Jika ia mencintai Allah dan Rasulnya, ia pun akan membawamu untuk mengenal dan menuju pada Allah Taala. Inilah cinta yang paling mahal. Nilainya pin begitu besar di hadapan Allah.

Hari ini, banyak orang yang kehilangan anugerah keimanan akibat memilih teman yang salah. Teman yang buruk bisa menyebabkan masuk neraka. Saudariku, membangun cinta kepada Allah juga tidak bisa sendirian, kita membutuhkan teman. Jauhui teman yang buruk agar kita mudah masuk ke dalam surga.

Ketahuilah, salah satu penyesalan penduduk neraka ialah salah memilih teman. Imam Ibnu Rajab mengatakan bahwa teman memiliki tigasifat.

4 Sifat Teman Berdasarkan Imam Ibnu Rajab

Pertama, teman sebagaimana gizi. Ketika bertemu dengan teman seperti ini membuat kita ingin terus menambah ketaatan. Teman seperti ini bisa menyelamatkan.

Kedua, teman sebagaimana obat. Ia bisa membantu kita untuk segera “sembuh” dari penyakit hati. Ia pun menjadi teman yang membuat kita segera pulih dari segala persoalan kehidupan.

Ketiga, teman sebagaimana penyakit. Ketika menjalin pertemanan dengannya justru kita tertular keburukan darinya. Kita hanya mengumpulkan keburukan-keburukan saat bersamanya.

Keempat, teman sebagaimana racun. Muncul hubungan yang tidak sehat, cenderung mematikan potensi diri, dan menjauhkan kita dari berbagai kebaikan. Teman semacam ini menjerumuskan ke neraka, bukan ke surga.

Saudariku, seseorang yang selalu mengingatkan ketika kita offside (melakukan pelanggaran) layak untuk dijadikan teman. Banyak orang yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan karena pengaruh teman yang buruk. Namun, tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman yang saleh.

Imam Nawawi rahimahullah menyatakan keutamaan bergaul dengan teman saleh dan orang baik yang memiliki akhlak mulia. Teman yang bersikap wara’, berilmu, dan beradab. Kemudian, dilarang bergaul dengan orang yang buruk, ahli bid’ah, dan memiliki sikap tercela lainnya. (Syarh sahih Muslim, 227).

Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahullah juga mengatakan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama, maupun dunia kita. Seseorang semestinya bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia. (Fathul Bari, hlm. 324).

Teman yang Baik Mampu Menjaga Kita dari Api Neraka

Saudariku, jangan sampai kita salah memilih teman. Hal itu akan membuat kita menyesal pada hari kiamat karena memiliki teman yang buruk menyebabkan tergelincir ke dalam lubang kemaksiatan.

Mari kita renungkan firman Allah Taala, “Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tangannya seraya berkata, ‘Aduhai sekiranya aku dahulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku.

Sekiranya dahulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an sesudah Al-Qur’an itu datang kepadaku. Dan setan itu tidak mau menolong manusia.‘” (QS Al-Furqan: 27—29).

Ibnu Qudamah Al Maqdisi rahimahullah mengatakan, “Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut, orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik, bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia.” (Mukhtasar Minhajul Qashidin, hlm. 36).

Semoga Allah mendekatkan kita dengan orang-orang yang saleh, berada dalam ketaatan yang baik pula. Memiliki teman yang bisa membawa menuju jalan keselamatan sampai ke Surga. Aamiin Allahumma Aamiin.

 

Tinggalkan Balasan