Oleh: Khadijah Nelly, M.Pd.
Guna mengatasi terjadinya kehilangan pembelajaran (learning loss) akibat tidak optimalnya pembelajaran di masa pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menyiapkan Kurikulum Prototipe sebagai salah satu opsi yang bisa diterapkan sekolah dalam rangka pemulihan pembelajaran. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Kemendikbudristek, Zulfikri Anas menerangkan bahwa Kurikulum Prototipe akan menjadi salah satu opsi/pilihan untuk membantu pemulihan pembelajaran.
Namun wacana pergantian kurikulum Pendidikan yang digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengalami polemik yang terus berlanjut. Wacana pergantian kurikulum di tengah masa pandemik dinilai banyak pihak kurang strategis dan hanya berpotensi memicu kegaduhan.
Seperti yang disampaikan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengkritisi sejumlah hal dalam penerapan kurikulum prototipe. Sekretaris Jenderal FSGI Heru Purnomo mengatakan, penerapan kurikulum prototipe secara opsional bagi sekolah yang siap atau sekolah penggerak saja saat ini membuat ketidakpastian di tengah masyarakat. Dalih Nadiem Makarim justru berpotensi membahayakan pendidikan nasional karena ada ketidakpastian. Sekolah dan masyarakat akan bingung, mana yang lebih baik antara kedua kurikulum itu dan khawatir kalau di sekolah anaknya belum menerapkan kurikulum prototipe”, (28/12/2021).
Sementara itu ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Rabu (23/9), pergantian kurikulum merupakan langkah besar yang harus dikaji dengan matang. Ibarat membangun rumah, kurikulum merupakan pondasi yang jika diganti maka akan berdampak besar pada bentuk dan model rumah itu sendiri. Pergantian kurikulum bisa saja akan menganti bentuk dan model pendidikan kita selama ini. Huda menilai pergantian kurikulum pendidikan saat ini relatif tidak mendesak untuk dilakukan. Pertama, karena saat ini masih situasi pandemi di mana seluruh civitas pendidikan masih belum bisa melakukan pembelajaran secara optimal.
Menurutnya, konsentrasi semua elemen bangsa saat ini masih tertuju pada upaya penanggulangan wabah Korona, sehingga upaya merumuskan kurikulum bisa jadi tidak akan maksimal. Kedua, masih belum ada hasil evaluasi capaian dari penerapan kurikulum 2013 sehingga tidak diketahui kelebihan dan kekurangan kurikulum tersebut bagi peserta didik di tanah air. “Pemerintah harus memberikan argumen-argumen sebagai raison d’etre kenapa kurikulum harus diubah termasuk capaian, kekurangan, dan kelebihan dari kurikulum 2013,” katanya.
Ya, menyikapi wacana pergantian kurikulum oleh Kemendikbud memang perlu untuk disikapi dan juga dikritisi, jangan sampai kurikulum pendidikan terus berubah setiap terjadi pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Jadi bayangkan saja kalau sedemikian strategisnya fungsi dari kurikulum, tapi kemudian harus berganti setiap lima tahun sekali. Pasti hal itu akan menyulitkan para civitas Pendidikan dari guru, siswa, maupun wali siswa, dalam ketercapaian tujuan pembelajaran dan pendidikan. Maka rencana pergantian kurikulum tersebut pasti akan banyak memicu kegaduhan. Apalagi, jika rencana tersebut tidak melalui kajian matang. Buktinya, rencana pergantian kurikulum di era Mendikbud Nadiem Makarim, banyak dikritik penggiat pendidikan karena tidak melibatkan banyak pakar dan ahli Pendidikan.
Maka dari itu, sudah seyogianya untuk kemajuan di dunia pendidikan di negeri ini perlu adanya penggalian sistem pendidikan yang paripurna. Mampu menyelesaikan masalah pendidikan, segala macam kebijakan apalagi terkait dengan kurikulum mesti dikaji dengan seksama. Perlu pemikiran cemerlang dalam tata kelola pendidikan di negeri ini, bukan selalu seperti kelinci percobaan. Harus ada standar kurikulum yang baku dan jelas arahnya dimana ini tentu membutuhkan sistem yang tegas juga yang akan melahirkan pendidikan yang berpedadaban tinggi sebagaimana sistem Islam dulu pernah mencapai masa keemasannya dan menjadi mercusuar dunia.
Sistem pendidikan Islam terbukti mampu menghasilkan ilmuan dunia yang menjadi rujukan. Generasi yang cerdas dan soleh, mampu memberikan kemajuan dalam segala bidang.***
Akademisi dan Pemerhati Dunia Pendidikan