Oleh: Khadijah Nelly, M.Pd.
HEBOH podcast Deddy Corbuzier, yang kembali menjadi perhatian publik usai mengundang pasangan gay Ragil Mahardika dan Frederik Vollert asal Jerman di podcast YouTube-nya. Konten tersebut berjudul “TUTORIAL JADI G4Y DI INDO!! – Kami happy loh..” dengan thumbnail “Pasangan G4y Viral. Konten Sensitif”.
Hal ini kemudian menjadi sorotan warganet. Tak sedikit yang beranggapan bahwa Deddy Corbuzier memberi panggung bagi para LGBT. Pasalnya diketahui Ragil Mahardika merupakan content creator TikTok yang menikah dengan sesama pria asal Jerman.
Hal itu lah yang membuat publik geram hingga trending ‘LGBT’ di jejaring media sosial khususnya Twitter. Hingga hari ini sebanyak 83.700 cuitan menanggapi konten milik Deddy Corbuzier tersebut.
Tak hanya warganet, namun sejumlah tokoh dan alim ulama di Tanah Air pun memberikan komentar beragam. Salah satunya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Cholil Nafis. KH Cholil Nafis menyayangkan adanya podcast Deddy Corbuzier dan Ragil Mahardika tersebut. Ia memberi nasihat jangan sampai ikut-ikutan menyiarkan pasangan LGBT. Ia pun berharap pembuat podcast tersebut sadar bahwa ajaran agama Islam melarang dan mengutuk LGBT. LGBT itu harus diamputasi bukan ditoleransi,” ungkapnya.
KH Cholil Nafis menyatakan pelaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah perbuatan yang tidak normal yang melanggar ajaran agama Islam. Perilaku menyimpang itu harus segera diobati, jangan dibiarkan saja. Ia melanjutkan, meskipun perilaku menyimpang tersebut bawaan dari lahir, akan tetapi bukan itu kodratnya. Manusia normal adalah yang menikah dengan lawan jenis. Manusia itu yang normal adalah laki berpasangan dengan perempuan, begitu juga sebaliknya,” pungkasnya (9/5/2022).
Hal senada juga disampaikan pendakwah Felix Siauw yang turut memberikan komentar di akun Instagram-nya @felix.siauw. Menurutnya karena sudah terang-terangan, bahkan dengan judul yang sangat provokatif dan bangga dengah kemaksiatan, mengingatkannya juga mesti terang-terangan, tulis Felix Siauw. Dalam cuitannya, ia beranggapan bahwa dari judul konten tersebut sudah menjurus pada ke hal negatif. Sebab dari judul dan yang diundang saja sudah jadi kampanye negatif dan jauh dari tuntunan agama, minimal membuat orang merasa wajar dengan keburukan dan dosa,” sambungnya.
Menurutnya tidak masalah dengan pelaku maksiat, karena mereka bisa bertaubat, dan diajak taubat. Tapi maksiatnya kita benci, menyebarkan maksiat dan menganggapnya wajar sangat tidak benar, ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Felix Siauw mengatakan, sungguh sangat menyedihkan sekali ketika keburukan dipromosikan luas, sementara kebenaran dan kebaikan malah diejek dan dibully, ungkapnya. “Smart itu cerdas, cerdas itu memikirkan akhirat dengan manfaatin dunia, bukan jual akhirat untuk kepentingan dunia,” tutupnya.
Ya, sungguh mempromosikan hal maksiat dan negatif seperti LGBT sangat tak dibenarkan oleh agama dan UU di negeri ini. Sangat tak layak tontonan merusak malah disebarkan dan ini jelas akan merusak generasi dan tentu akan mengundang azab Allah SWT bagi bangsa ini. Apalagi sebagai negara yang berketuhanan, seharusnya negeri ini lebih religius dan menjauhi perkara maksiat. Bukan malah sesuatu hal maksiat di toleransi dan jadi ajang promosi.
Maka, sudah saatnya negeri ini tegas dalam membasmi dan menutup segala bentuk perilaku memyimpang, konten dan tontonan yang tak sesuai dengan ajaran agama dan dasar negara. Bagaimana mungkin bangsa ini akan mendapat keberkahan dan menjadi bangsa yang berperadaban tinggi jika segala bentuk hal negatif dan diharamkan dalam agama tersebar luas hingga diperbolehkan?***
Penulis Akademisi dan Pemerhati Masalah Sosial Masyarakat