Senin, 25 November 2024

Melarang Orang Mendengarkan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Alfi Ummuarifah

Oleh. Alfi Ummuarifah

Baru baru ini ada sikap tak baik antara beberapa pihak yang membunuh karakter sesama muslim terutama para ustadz kritis. Semacam pelarangan untuk mendengar isi ceramah ustadz A, B, C dan lainnya. Ada puluhan ustadz dan ustadzah yang terpampang namanya di sana. Mulai dari ustadz yang domisili di Jakarta, Riau, Bogor hingga Bandung dan Surabaya.

Nama-nama itu dimasukkan daftar yang ceramahnya tak boleh didengar. Masyarakat dibuat takut. Orang yang berfikir jernih akan melihat bahwa ini usaha yang mensabotase perjuangan Islam yang disuarakan ustadz itu. Masyarakat menjadi bingung, kacau dan terpecah.

Inilah upaya penyesatan manusia agar tak banyak yang kembali ke jalan Allah. Inilah makar dari manusia yang harus dilawan dengan opini yang benar.

Apa yang salah dari isi ceramah ustaz dan ustadzah itu. Mereka semua insyaAllah lurus. Menyampaikan Islam apa adanya. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an dan As-sunah. Upaya membuat kebingungan ini jelas adalah bagian dari pengarusutamaan moderasi beragama yang terbentur. Sesungguhnya perang opini sedang terjadi secara massif.

Upaya itu juga nampaknya sekaligus membuat “sepi isu” IKN, isu lain yang ditolak masyarakat. Kerja semacam ini untuk menenggelamkan isu utama. Wajar dalam dunia media yang setirnya dipegang segelintir orang. Sebab untuk meraih opini tujuan, upaya mengalihkan isu adalah hal biasa.

Urusan Toa, lalu terorisme sering digunakan untuk pengalihan isu lama agar mudah berjalan dan sebagaimana yang sesungguhnya ini iklan gratis. Sifat manusia jika dia dilarang terkadang justru menjadi penasaran. Ingin mengetahui apa yang dilarang itu. Apakah benar yang dilarang itu?

Sikap inilah yang mendorong masyarakat semakin “kepo” ingin mengetahui sampai sejauh mana kebenaran opini itu. Biarlah itu menjadi iklan gratis agar dakwah kaffah yang diserukan ustadz dan ustadzah itu semakin tenar.Pada setiap kesulitan ada dua kemudahan bukan?

Ingatlah dahulu saat orang musyrik mengendap-endap mendengarkan bacaan Al-Qur’an di rumahnya adiknya Umar bin Khattab yaitu fatimah. Kisahnya diabadikan di Al-quran dan sirah. Mereka bertemu malam itu, lalu berjanji untuk tidak datang lagi, namun ternyata mereka muncul lagi. Semakin dilarang, semakin pula dibuat.

Demikianlah saat ini juga. Bersiaplah mendengarkan jutaan orang yang kepo pada daftar ustadz dan ustadzah itu. Mereka membuat makar, namun makar Allah lebih kuat.

Lihatlah QS. Al-An’am ayat 26 ini. Menceritakan kejadian hari ini. Percayalah Allah lebih kuat untuk diimani daripada mempercayai isu yang belum tentu benar.

وَهُمۡ يَنۡهَوۡنَ عَنۡهُ وَيَنْأَوْنَ عَنۡهُ‌ۚ وَاِنۡ يُّهۡلِكُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُوۡنَ‏

Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkan (Al-Qur’an) dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari.

Dahulu orang-orang kafir dan orang-orang yang menyekutukan Allah itu, melarang, menghalangi, dan mengancam orang lain mendengarkan Al-Qur’an, dan mereka sendiri, dengan kesadaran dan tekad yang bulat, menjauhkan diri dari Al-Qur’an, Rasulullah, dan ajaran Islam. Sejatinya mereka, dengan menjauhkan diri dari ajaran Islam, hanyalah membinasakan diri mereka sendiri dengan membiarkan dirinya dalam kesesatan, sedangkan mereka tidak menyadari sikap mereka yang membinasakan diri sendiri itu.

Ayat ini menjelaskan, bahwa mereka tidaklah berhenti mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an dan memandangnya sebagai sihir, bahkan mereka mencegah orang lain mendengarkan serta menghasutnya.

Semua itu agar orang-orang itu tidak tertarik kepada Al-Qur’an yang indah bahasanya dan maknanya yang padat melebihi bahasa penyair-penyair mereka, sehingga pemimpin kaum musyrik itu merasa khawatir terhadap pengaruh gaya bahasa Al-Qur’an itu kepada pendengarnya.

Mereka menyadari bahwa kesempatan untuk memperhatikan ayat Al-Qur’an itu berarti kesempatan untuk menanggapi mukjizatnya, karena itulah mereka menghalangi orang lain.

Di samping mencegah orang lain, mereka sendiri menjauhkan diri dari Al-Qur’an, untuk menunjukkan bahwa mereka sangat menentangnya dan untuk menguatkan larangan mereka.

Meskipun orang-orang musyrik telah berdaya upaya dengan pelbagai cara untuk memadamkan cahaya Islam, mereka tidak akan berhasil. Bahkan Allah menyatakan pada akhir ayat ini, bahwa tindakan mereka bukanlah menghancurkan Islam tetapi menghancurkan mereka sendiri tanpa mereka sadari.

Peringatan akan kehancuran mereka ini beberapa tahun kemudian terbukti kebenarannya dalam pelbagai peperangan dan kemenangan di pihak Rasulullah.
Jadi, tak usah takut atas berita ini.

Tak usah ragu. Sesungguhnya jalan dakwah itu berulang. Kemenangannya pun berulang. Yakinlah, sahabatku. Mereka sedang membangun kegagalan mereka sendiri. Jadilah pelakon dan saksi di jalan perjuangan ini.

Wallahu A’lam bisshowaab.

Penulis pegiat literasi Islam Kota Medan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *