Opini  

Miris, Sistem Kapitalis Sekuler Biang Kerok Kerusakan Generasi juga Tatanan Kehidupan

Ina Ariani

Oleh: Ina Ariani 

Subhanallah, miris hati teriris, semakin hari hidup semakin keras, apalagi kehidupan para generasi muda semakin tak terkendali.

Kekerasan yang dilakukan oleh generasi muda termasuk pelajar jumlahnya semakin banyak dan beragam.

Baru-baru ini polisi kembali menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini merupakan setidaknya yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir.

Beberapa hari sebelumnya, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda.

Yang sebelumnya, di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta. Ternyata dari penyelidikan, motif dari ketiga mutilasi tersebut beragam, mulai dari masalah ekonomi hingga hubungan asmara. (bbc.com, 23 Maret 2023)

Kemudian di tempat lain Ketua Karang Taruna Cibadak Teguh Pramudya (38 tahun) menerima laporan dari warga. Telah terjadi tawuran yang berkedok perang sarung nyaris terjadi di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Sabtu dini hari (25/3/2023). Tiga titik menjadi lokasi rencana aksi ini yakni Lapang Sekarwangi, Desa Karangtengah, dan Kampung Gaya Ika (Kelurahan Cibadak). Kata Teguh Pramudya mereka cendrung menggunakan senjata tajam. (SUKABUMIUPDATE.com)

Sistem kapitalis sekuler biang kerok kerusakan generasi

Astagfirullah, apa yang sedang merasuki pikiran generasi muda. Dari kasus di atas menjadi bukti rusaknya sistem kehidupan yang di adopsi negeri ini.

Sistem saat ini telah menghilangkan sifat kemanusiaan. Memisahkan aturan kehidupan dengan agamanya, sehingga tega berbuat di luar nalar dan perasaan.

Mutilasi sendiri merupakan tindakan kriminal yang sangat sadis dan di luar logika manusia. Kondisi ini menunjukkan bahwa sistem sekuler kapitalisme sedang tidak baik-baik saja, mengumbar hawa nafsu tanpa kontrol iman, sehingga agama dimarjinalkan dari kancah kehidupan. Ini menjadikan nyawa manusia tidak terjaga dan murah harganya.

Banyak faktor yang menjadi motif penyebab terjadinya kenakalan pada remaja, diantaranya, kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua diakibatkan dari tuntutan ekonomi. Karena terlalu fokus untuk bekerja sehingga lalai dengan kondisi tumbuh kembang anak. Kemudian faktor asmara, cinta terlarang juga bisa mengakibatkan terjadinya kekerasan, pemerkosaan, pembunuhan/mutilasi dan lain sebagainya.

Penyebab selanjutnya, masyarakat semakin tidak peduli dengan kondisi generasi yang rusak, bahkan menunjukkan perilaku yang juga makin mudah melakukan tindak kriminal.

Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi pola pikir dan pola sikap. Terlebih lagi lingkungan pertemanan yang buruk akan lebih cepat mempengaruhi pola pikir dan sikap seseorang. Terlebih lagi sistem pendidikan saat ini yang hanya berfokus pada transfer ilmu saja, tetapi lalai dari segi religius pembinaan akhlakul karimah peserta didik.

Alhasil, permasalahan di atas dikarenakan penerapan sistem kufur kapitalis-sekularisme yang masih diterapkan di tengah-tengah masyarakat.

Sekularisme memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Baik itu dari sistem ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, semua dijauhkan dari agama.

Dalam sistem kapitalis sekuler liberal akidah bukan sebagai asas penuntun dalam melakukan suatu perbuatan. Melainkan liberalisme hanya menjadi kebebasan semu. Sehingga remaja bebas melakukan apa saja yang disukainya. Tanpa memikirkan standar halal dan haramnya suatu perbuatan.

Kapitalisme menjunjung tinggi asas materi dalam kehidupan. Sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang, bekerja tidak kenal waktu sehingga lupa akan kewajiban sebagai kaum muslim untuk beribadah, serta kewajiban sebagai orang tua memberikan bimbingan dan kasih sayang kepada sang anak.

Lihatlah betapa bobroknya sistem hari ini menghancurkan segala lini kehidupan. Seharusnya pemuda berperan membangkitkan dan memajukan negara, tetapi itu hanya angan belaka.

Islam solusi tuntas terhadap permasalahan kerusakan generasi muda

Dengan segala hiruk pikuk permasalahan yang terjadi hanya satu solusinya yaitu kembali kepada sistem Islam yang pastinya telah terjamin mencetak generasi yang berkualitas serta unggul dalam aspek keimanan dan ketakwaan.

Negara sebagai perisai berperan penting dalam mengatasi permasalahan umat seperti tindak kekerasan yang saat ini terjadi. Serta memberikan rasa aman dan damai bagi umat.

Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya Al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan kekuasaannya.” (h.r. Al-Bukhari).

Sistem Islam memiliki aturan berdasarkan Al-Qur’an dan hadist bukan undang-undang buatan manusia. Sehingga aturannya membuat efek jera bagi pelaku kekerasan.

Islam mengatur segala aspek kehidupan. Mulai dari pendidikan, karena pendidikan dalam Islam dapat menyelesaikan persoalan serta mengembalikan jati diri generasi sebagai Muslim sejati. Sekolah bukan hanya sekadar mentransfer ilmu saja, tetapi menanamkan keimanan dan ketakwaan peserta didik sehingga terhindar dari perbuatan maksiat.

Kemudian keluarga mempunyai peranan penting dalam membangun kepribadian anak serta mengoptimalkan pola asuh. Serta membentengi sang anak dengan nilai-nilai Islam.

Masyarakat harus melakukan amar makruf nahi mungkar ditengah-tengah masyarakat, dengan menerapkan Islam secara kaffah.

Negara harus menjalankan perannya sebagai pelindung generasi. Hanya sistem Islam yang dapat mencetak generasi unggul dan berkepribadian Islam sehingga bisa bangkit dari keterpurukan.

Wallahu A’lam bishshawab***

 

Aktivis Muslimah Ideologis Pekanbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *