Oleh: Azzumar Nazif
Sumatera Barat dianugerahi dengan alam yang indah, juga subur. Allah juga melimpahkan kecerdasan kepada orang orang Minang yang kelak turut andil membidani lahirnya republik ini. Jumlahnya buuuanyak yang tak mungkin diuraikan disini.
Sebelum pecah menjadi provinsi sendiri, Sumbar merupakan bagian dari propinsi Sumatera Tengah yang beribukota di Bukittinggi, kota indah dibawah kaki Merapi. Bukittinggi telah sejak dahulu mendapuk dirinya sebagai simpul Sumatera Tengah. Pun, Hari ini Bukittinggi dijuluki sebagai Ibukota Mudik Sumatera Tengah.
Jika dipantau, saat musim mudik tiba Bukittinggi atau Sumbar secara umum dibanjiri pemudik maupun pelancong dari Riau dan Jambi, terbukti kendaraan yang masuk ke Sumbar didominasi plat kendaraan BM dan BH. Tak asyik rasanya ke Sumbar tanpa singgah ke Bukittinggi.
Begitulah takdirnya. Bukittinggi telah melalui transisi dari era kolonialisme, pendudukan Jepang, orde lama, orde baru hingga era reformasi. Pernah pula menjadi Ibukota darurat saat republik dalam kegentingan.
Bukittinggi bukan cuma Jam Gadang, teramat banyak destinasi wisata di kota kecil ini yang bisa dikunjungi dengan berjalan kaki (kalau lutut masih sehat ππ) mulai wisata sejarah, wisata alam hingga wisata kuliner. Aduh kalau cerita Bukittinggi saja bisa habis kuota kalian membaca tulisan ini.
Yukkkk lanjut….
Sumbar juga punya kota kota lain yang tidak kalah menawan… Ada Padangpanjang yang masyhur dengan Gunung Marapi, Singgalang dan Tandikat. Yang terkenal dengan sate Mak syukur, air terjun lembah Anai yang eksotis (sebenarnya masuk Kabupaten Tanah Datar, tapi lebih dekat ke Padangpanjang).
Ada Pariaman yang terkenal dengan pantainya, sepanjang pesisir Pariaman berserak pantai pantai yang mudah diakses. Begitu juga kota Padang sebagai ibukota propinsi memiliki sejumlah destinasi wisata yang memanjakan. Ada juga Payakumbuh, Solok, Sawahlunto, Batusangkar, Alahan panjang, Painan yang tekenal dengan kawasan Mandeh. Teramat banyak sob, kalian google ajalah ya…. ππ
Sejak keran pemekaran daerah berlangsung pada awal reformasi, Sumatera Barat dengan cepat merespon dengan memekarkan diri menjadi 19 kabupaten kota. Tidak terlalu banyak ketegangan dan drama seperti pemekaran daerah di Riau. -Mungkin karena Sumbar tidak dikaruniai kekayaan tambang yang menjadi pangkal persoalaan di Riau- dimana hari ini Riau baru memiliki 12 kabupaten kota. Ada beberapa daerah yang sudah selayaknya dimekarkan seperti Kabupaten Kampar misalnya.
Dari dulu Sumbar telah memiliki kota kota kecil yang otonom. Kota yang ada sejak pemerintahan kolonial Belanda. Dengan pemekaran itu, Imbasnya rentang kendali pemerintah makin pendek, warga terlayani secara baik, jalan jalan raya penghubung antar kabupaten dibangun segera hingga jarak antar kota kabupaten di Sumatera Barat relatif singkat, relatif tidak banyak melewati jalan sepi (pesawangan)
Kedekatan jarak dan koneksi antar Kota-kabupaten inilah yang turut mendorong pariwisata Sumatera Barat tumbuh dan berkembang sangat pesat dan berkontribusi menjadi Pendapatan daerah selain sektor pertanian dan perkebunan. Semua daerah kota kabupaten mendapat berkahnya.
Setiap libur lebaran, macetpun tidak terhindarkan. Dibanyak titik. Sering muncul pertanyaan, tidakkah ada antisipasi dari pemerintah propinsi dan kabupaten untuk mengurai kemacetan??
Tradisi mudik barangkali hanya terjadi di Indonesia. Di Malaysia pun yang dekat rumpun dengan kita, tidak lah separah ini. Sulit mencarikan komparasi untuk membandingkan.
Tak banyak teori yang dapat dikemukakan, seberapapun jalan dilebarkan, kemacetan takkan dapat dihindarkan jika ledakan arus kedatangan melebihi daya tampung. Apakah hanya pasrah dengan keadaan….? Ya mau gimana lagi….hahahah ππ paling dengan melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai macet agar tidak terjadi macet total.
Apakah jalan tol Padang – Pekanbaru bisa jadi solusi…? Tentu bisa, tapi tak bisa mengatasi sepenuhnya. Lihat saja Tol Trans Jawa yang terpaksa juga memberlakukan one way karena ledakan arus yang tak bisa dibendung. Bayangkan, macet parah di jalan Tol…
Jadi nikmati saja perayaan macet sekali setahun itu. Bukankah anda pun sangat menikmatinya?? Kalau enggan terjebak macet stay at home sembari mengudap kacang tojin satu satunya solusi…. ππ***
–PKU080522–
Tulisan ini telah dipublikasikan pertama kali di laman Facebook Azzumar Nazif RangPisang
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.