Oleh : Yenni Sarinah, S.Pd
KITA dibuat kaget dengan konten paling nyampah dari Deddy Corbuzier (DC) yang sempat booming dengan konten-konten yang inspiratif sebelumnya. Tak ayal, ramai subsciber men-take down dukungan mereka di akun youtube DC secara masif dengan alasan keberpihakan atas nama kebenaran. Rasanya tindakan ini cukup menjadi warning bahwa jangan sekedar kejar viralnya tapi lupa akan esensi moral untuk dipertanggungjawabkan ke generasi bangsa.
LGBT menuai dukungan di sosial media terutama facebook. Setiap hinaan yang mencela perilaku menyimpang ini auto ditake down oleh Facebook dengan alasan yang sungguh frontal. Mengapa mereka begitu mendukung kaum pelangi pecinta dubur ini? Sungguh dukungan yang kurang tepat.
Keberadaan mereka penyuka sesama jenis adalah malapetaka. Ingatkah kita dengan kaum Nabi Luth yang dijungkirbalikkan negerinya karena dimurkai? Allah swt jelas membenci prilaku menyimpang ini. Lantas mengapa kita yang dianugerahkan akal dan iman malah mengorbitkan kaum terkutuk itu? Apakah masih kurang azab bangsa sodom? Ataukah bangsa ini telah menghalalkan azab serupa menggegarkan tanah Indonesia?
Sungguh mengerikan memang. Ketika azab yang sudah pasti membinaskan sebuah negeri, kembali di review ulang. Ini pertanda bukan akal yang berakal. Konyol. Menguatnya dukungan terhadap legalisasi LGBT di antaranya karena ada campur tangan asing di dalamnya.
Deddy Corbuzier tampaknya harus membayar mahal keputusannya menghadirkan Ragil Mahardika dan pasangan sesama jenisnya, Fred sebagai bintang tamu podcast terbarunya di YouTube,pada 7 Mei silam. Tak hanya banjir kritik, mantan mentalis tersebut juga harus kehilangan jutaan follower di Instagram. Sebelum podcast Tutorial Jadi Gay di Indo!! Pindah ke Jerman Ragil dan Fred diunggahnya ke YouTube, Deddy masih memiliki 20 juta follower di Instagram. (rcti.com, 09/05/2022)
LGBT Ancam Bangsa
Sejumlah perusahaan besar milik asing juga menyokong kampanye LGBT, seperti Starbucks, Facebook, Instagram, Nike, Adidas, Whatsapp, Apple, Google, dll. Bukan saja mendukung, Facebook dan Instagram bahkan menghapus konten dan men-suspend akun-akun yang menyerang LGBT.
Keberadaan dan ulah kaum homoseksual ini nyata jadi ancaman bukan saja secara sosial, tetapi juga medis. Sampai hari ini hubungan seksual sejenis yang dilakukan kaum gay masih menjadi penyebab utama penularan HIV/AIDS. Di 21 kota besar di AS, satu dari lima pria gay dan biseksual terinfeksi HIV/AIDS, dan separuh dari mereka tak menyadari telah terinfeksi HIV/AIDS (Reuters.com, 23/9/2018).
Sebelumnya, pada bulan Februari 2016, situs National Geographic menurunkan tulisan bahwa kaum gay dan biseksual beresiko 50 kali tertular HIV/AIDS (nationalgeographic.co.id, 25/2/2016).
Karena itu gerakan LGBT bukan ancaman biasa. Gerakan ini harusnya sudah dianggap sebagai ancaman terhadap negeri ini. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gerakan ini telah nyata. LGBT bukan saja mengubah perilaku sosial, tetapi juga menyebarkan wabah HIV/AIDS dan kanker anal.
Seruan Bagi Kaum Muslimin
Wahai kaum Muslim! Ingatlah LGBT bukanlah penyakit atau kelainan. LGBT juga bukan karena faktor kecendrungan genetis sebagaimana tipu daya yang sering mereka sampaikan. LGBT adalah murni kejahatan/tindak kriminal (jarîmah)! L6BT adalah perbuatan mungkar dan keingkaran nyata yang pernah dilakukan penduduk Sodom kaum Nabi Luth as. (Lihat: QS an-Naml: 55).
Karena itu umat wajib menolak LGBT. HARAM bagi umat memberikan perlindungan, dukungan, maupun panggung bagi keberadaan mereka. Bila mereka bertobat niscaya Allah SWT mengampuni mereka. Sebaliknya, jika mereka terus melakukan perbuatan kejinya, tentu sudah seharusnya mereka dihukum secara keras, yakni hukuman mati. Ibnu Abbas ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. telah bersabda:
مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ، فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ
“Siapa saja yang kalian dapati mempraktikkan perbuatan kaum Luth, bunuhlah pelaku dan pasangannya” (HR Ibnu Majah).
Wahai kaum Muslim! Sadarilah bahwa LGBT ini adalah bagian dari perang peradaban yang dilancarkan Barat untuk merusak generasi muslim dunia. Mereka menginginkan peradaban kita yang mulia ini hancur. Karena itu janganlah kita mengikuti mereka. Nabi saw. telah memperingatkan:
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ. قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ؟!
“Kelak kalian akan mengikuti perilaku umat sebelum kalian sehasta demi sehasta, sedepa demi sedepa. Bahkan mereka masuk ke lubang biawak pun kalian ikuti.” Kami bertanya, “Duhai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab, “Siapa lagi?!” (HR Muttafaq alayh).
Gerakan LGBT ini tak bisa dihentikan hanya dengan seruan atau kekuatan seadanya karena ini adalah gerakan global. Negara-negara Barat telah mengerahkan dana yang besar, melibatkan lembaga-lembaga internasional dan memanfaatkan antek-antek mereka untuk mengkampanyekan LGBT ke tengah-tengah kita. Karena itu hanya kekuatan yang mengungguli kekuatan mereka yang dapat menghentikan gerakan global yang berbahaya ini.
Untuk itu umat wajib terus berjuang menegakkan syariah Islam. Hanya syariah Islam yang ditegakkan oleh Khilafah Islam akan memberikan perlindungan pada kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Syariah Islamlah obat untuk berbagai penyakit yang hari ini diidap oleh umat manusia.
Siapa saja yang mengaku beriman, sudah semestinya meletakkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. di atas hukum-hukum buatan manusia yang lemah. Kaum Muslim diperintahkan untuk berhukum pada syariah Allah SWT dan tidak terpengaruh oleh opini-opini yang dikembangkan manusia. Allah SWT berfirman:
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ…
Hendaklah kalian memutuskan hukum di antara mereka menurut wahyu yang telah Allah turunkan. Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Berhati-hatilah terhadap mereka supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian wahyu yang telah Allah turunkan kepadamu… (TQS al-Maidah [5]: 49).***
Penulis pegiat literasi asal Selatpanjang