Oleh: Resmi Juwita
Pertengahan Januari yang kelabu.
Miris kita mendengar berita tentang
generasi muda muslim saat ini. Seperti hamil di luar nikah, seks bebas dll.
Ada apa dengan semua ini? Apakah segitu rusak nya generasi muda muslim saat ini?
Seperti yang terjadi baru-baru ini di Indramayu, Jawa Barat. Dilaporkan ratusan remaja putri usia di bawah 19 tahun alami kasus hamil di luar nikah.
Sepanjang 2022 terdapat 564 pengajuan dispensasi nikah yang diputuskan hakim. Kebanyakan pernikahan usia muda itu terjadi karena hamil sebelum nikah.
Sementara di Ponorogo, Jawa Timur, dilaporkan ratusan siswa SMP dan SMA meminta dispensasi nikah akibat sudah hamil sebelum menikah.
Fakta tersebut dibenarkan Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jatim Anwar Solikin. Bahkan di seluruh Jatim, berdasarkan data dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya, angka permohonan dispensasi nikah (diska) pada 2022 mencapai 15.212 kasus. Sebanyak 80 persennya karena telah hamil.
Sementara di Bandung 143 siswi ajukan dispensasi menikah yang sebagian besar terjadi lagi-lagi karena hamil akibat zina.
Astaghfirullah!
Zina: Kejahatan dan Pembawa Bencana
Zina adalah kejahatan dan dosa besar. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Janganlah kalian mendekati zina. Sungguh zina itu tindakan keji dan jalan yang buruk (QS al-Isra’ [17]: 32).
Ini adalah sekelumit problematika umat Islam saat ini yang terekspos ke media
Masalah tentang kehidupan generasi muda saat ini, padahal generasi muda muslim adalah generasi penerus peradaban Islam
Ada apa dengan negri ini?
Negri yang mayoritas nya muslim, tapi generasi nya krisis akidah dan keimanan.
Umat semakin jauh dari agamanya sendiri.
Tak mengenali lagi siapa dirinya.
Beginilah hidup di dalam naungan kapitalisme demokrasi, aturan yang diterapkan bukan aturan Islam.
Jadi manusia itu bebas melakukan apa saja yang dia mau.
Gaya kehidupan yang hedonisme menjerat generasi muda
Selama kita masih berada di bawah sistem kapitalisme dan sekularisme, selama itu pula generasi/ umat sekarang semakin jauh dari agamanya sendiri.
Karena gaya hidup hedonisme tak peduli bagaimana cara pemenuhannya, yang penting tujuan tercapai.
Apalagi sistemnya melegalkan.Generasi muda semakin hanyut oleh arus globalisasi.
Generasi muda menjadi tonggak peradaban Islam
Sebagai muslim kita tentu merasa bahagia jika jumlah kita terus bertambah. Namun kita juga harus paham bahwa apalah arti sebagai mayoritas jika kaum muslimin tidak berkualitas. Yang ada, kita hanya seperti buih di lautan. Jumlahnya banyak, namun tiada guna.
Sudah seharusnya umat Islam, mencontoh bagaimana Rasulullah mencetak para sahabat yang kuat fisik maupun pemikirannya. Tak heran jika di bawah kepemimpinan beliau, Islam berjaya memimpin peradaban dunia. Sehingga mampu memberikan kesejahteraan dan rahmat bagi seluruh umat di seluruh dunia.
Generasi muda sebagai tonggak peradaban, harus dicetak dengan iman menjadi generasi Islami berakhlak mulia, berwawasan luas dan bertakwa. Dengan begitu generasi muda tidak hanya bertambah kuantitasnya, namun juga berkualitas.
Sudah selayaknya pemuda berubah. Tak lagi terbuai dengan kesenangan dunia, pacaran, game dan sebagainya. Yang justru menjauhkan pemuda dari makna berkualitas.
Oleh karena itu hendaklah dipupuk kesadaran akan kewajiban melakukan amar ma’ruf nahi munkar di jiwa kaum muslimin agar dapat saling mengingatkan demi kebenaran terutama dikalangan para generasi muda muslim saat ini.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” ( Qs. Ali Imran 104 ).
Apa yang harus dilakukan oleh generasi muda masa kini?
Generasi muda masa kini perlu memahami bahwa fase yang dihadapi generasi muda saat ini sangatlah berat. Apalagi kita dijuluki sebagai Anak Muda Milenial yang harus memahami Uslub dan Wasilah untuk menjadi pemuda dan pemudi penggerak, karena pemuda memiliki peran penting untuk melahirkan peradaban maju.
Wallahu’alam Bishawwab.***
Penulis pegiat literasi Islam