Oleh Oki Ummu Kinan (Penggiat Literasi Asal Kabupaten Siak-Riau).
Lagi, dunia pendidikan tercoreng karena ulah sebagian pelajar di berbagai daerah yang masih saja tawuran. Peristiwa tawuran antara pelajar ini, terjadi secara bersamaan di beberapa daerah.
Seperti yang diberitakan BeritaSatu edisi 23 Juli 2023, dua puluh para pelajar yang hendak tawuran dan membawa senjata tajam, berhasil digagalkan oleh pihak kepolisian Polsek Gunung Putri, Bogor Jawa Barat, Ahad (23/7/2023). Sebanyak lima belas pelajar dibebaskan dengan membuat surat perjanjian, sementara lima pelajar lagi masih menjalani pemeriksaan karena membawa senjata tajam.
Satu hari kemudian, di Tangerang sebanyak enam puluh sembilan pelajar dari dua sekolah yang berbeda, juga telah berhasil diamankan. Polresta Tangerang di daerah Olek dan Tobat, di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten akan melakukan pembinaan kepada puluhan para pelajar sebelum dikembalikan pada orang tuanya.
Pembinaan yang dilakukan tentang bahaya tawuran dan dampak dari tawuran. Kepolisian sekaligus meminta pihak sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar untuk bersama-sama juga melakukan pembinaan.
Sementara berdasarkan laporan ANTARA News Berbeda lagi, dua kelompok pelajar yang masih lengkap mengenakan seragam sekolah, terlibat tawuran di Jalan Raya Bandengan Utara, Penjaringan, Jakarta Utara tepatnya di sebelah Jembatan Bandengan Utara (AntaraNews, 18/7/2023). Aksi ini sengaja direkam live di media sosial, jika ingin viral dan terkenal karena tawuran tentunya hal ini sudah salah arah tujuan.
Ada apa dengan dunia pendidikan hari ini, untuk masalah tawuran pelajar yang tidak berkesudahan. Belum lagi masalah cabang lainnya yang melanda para pelajar dan dunia pendidikan.
Sedih bila harus membayangkan para calon pemimpin bangsa berkarakter preman nan sadis. Bisa dibayangkan, betapa hancur dan terlukanya hati para orang tua dan guru yang pupus hilang tanpa makna, segala nasehat dan didikan hilang seketika akibat tingkah laku pelajar yang berubah seperti monster yang menakutkan.
Siapa Yang Patut untuk Disalahkan?
Generasi muda hari ini, adalah pemegang tongkat estafet pemimpin di masa yang akan datang. Bagaimana masa depan negeri ini, jika di masa muda para pelajar hari ini mudah tersulut emosi, ingin gagah-gagahan untuk eksistensi diri, dan tidak mengerti konsekuensi dari perbuatan yang diperbuat.
Ada banyak faktor yang melatarbelakangi aksi tawuran ini terjadi. Ada yang memang sengaja mencari pelajar dari sekolah lain yang dianggap musuh, ada yang ingin bergabung di komunitas geng sehingga harus mau ikut tawuran sebagai syarat untuk bergabung. Ada yang ikutan karena status senioritas hanya untuk eksistensi diri, lagi-lagi para pelajar yang ikut tawuran tidak memikirkan dampak buruk dari perbuatannya, bersumbu pendek dalam membuat keputusan.
Sistem kapitalisme hari ini adalah biang dari permasalahan. Masalah dan masalah datang silih berganti tak kunjung sudah. Pemuda dialihkan untuk terabaikannya tujuan hidup. Kesenangan dan kebebasan menjadi prinsip hidup generasi hari ini, berbuat semaunya tanpa dibatasi norma dan aturan. Akibatnya aksi tawuran merugikan banyak pihak. Gelora semangat anak muda, harus tercoreng dengan perbuatan yang tidak benar.
Solusi Terbaik Hanya Dengan Islam
Dalam Islam, aqidah menjadi pokok dasar dalam menjalani kehidupan. Beraktivitas dengan menjalani aturan Sang Pencipta atas dasar keimanan. Sehingga pahala dan dosa menjadi standar ketika melakukan perbuatan.
Sistem pendidikan dalam Islam, akan mampu membentuk generasi yang berkarakter dan tangguh. Semua berazas atas aqidah dan tsaqofah.
Seperti dahulu, sejarah telah membuktikan bahwa kegemilangan Islam melahirkan para generasi tangguh yang cemerlang. Tidak hanya sukses di bidang ilmu pengetahuan dan alam tapi juga menjadikan sosok Sholeh dan berkarakter. Bahkan duniapun mengakui kegemilangan peradaban Islam yang telah melahirkan para cendikiawan dan ulama Sholeh yang menjadi rujukan.
Dan hanya dengan Islam yang mampu membentuk kepribadian pemuda-pemudi sholeh sholeha, beriman dan bertakwa.
Kini, masalah yang menggeluti para pemuda sang penerus generasi bisa teratasi dengan penyelesaian yang tuntas. Masalah yang mendasar hanya dengan mengembalikan sistem seperti dahulu saat umat Islam mencapai puncak kejayaan peradaban, InsyaAllah.
Wallahu’alam bishawab