Kamis, 28 November 2024

Ukraina Dibantu, Palestina Tetap Pilu

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Yenni Sarinah, S.Pd

Oleh : Yenni Sarinah, S.Pd 

OPINI – Dunia kembali menampakkan standar ganda, begitu peduli dan prihatin terhadap pembantaian di Bucha, Ukraina tapi abai terhadap penembakan mati Muslimah Palestina. Hak Asasi Manusia yang mereka gemakan nyatanya tidak punya nyali di depan Israel, pembantai warga Palestina.

Tentara Israel menembak seorang perempuan Palestina di dekat Betlehem, Tepi Barat, hingga akhirnya tewas pada Minggu (10/4). Kementerian Kesehatan Palestina menyatakan, perempuan berusia 40-an tahun itu meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Kota Beit Jala. Menurut Kemenkes Palestina, perempuan itu tewas karena kehilangan banyak darah akibat arteri yang robek terkena timah panas tentara Israel. (cnnindonesia.com, 11/04/2022)

Israel mengizinkan para pemukim membawa senjata dan membunuh warga Palestina. Kekerasan yang dilakukan Israel semakin menjadi-jadi di bulan Ramadan, dan ini terus berulang setiap tahun.

Perdana Menteri Palestina Mohammed Ishtaye pada Senin (04/04/2022) menyerukan permintaan kepada dunia yang tengah sibuk membantu Ukraina melawan invasi Rusia. Dia memohon kepada masyarakat internasional agar menghentikan kezaliman Israel terhadap warga Palestina.

Namun, apa reaksi Dunia pada Palestina? Tetap bisu.

Kekerasan fisik terus dibiarkan terjadi kepada umat Islam di Palestina yang berlangsung sekian puluh tahun. Menderita, tersakiti, terbunuh di bawah jajahan Israel yang didukung Amerika dan Eropa.

Kepada siapa umat Islam harus berharap? Apakah kepada PBB? Tidak. Adakah dari para penguasa Muslim yang berani menjadi “lelaki” meski cuma sehari saja? Juga tidak. Mereka tak ubahnya banci. Tak punya keberanian sedikit pun, kecuali sekadar mengutuk. Itu pun sekadar kedok untuk menutupi sikap pengecut mereka. Lebih dari itu tidak dilakukan, seperti mengerahkan pasukan militer untuk menghentikan serangan terhadap umat Islam.

Kepada siapa umat Islam harus mencari pembelaan? Kepada siapa darah umat Islam yang tertumpah harus diadukan? Kekuatan seperti apa yang bisa melindungi dengan serius setiap penderitaan dan tetes darah umat Muslim yang tertumpah?

Umat Butuh Khilafah! 

Setiap tanggal 3 Maret, umat Islam disegarkan kembali ingatannya akan sebuah institusi besar dalam sejarah umat Islam yaitu Khilafah.

Pada tanggal 3 Maret 1924 (bertepatan dengan 28 Rajab 1345 H), lebih dari 101 tahun lalu (perhitungan hijriyah), Khilafah Islamiyah dihilangkan eksistensinya. Satu hari setelah peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw., seorang agen Inggris yaitu Mustafa Kemal la’natulLah ‘alath telah mengusir Khalifah Sultan Abdul Majid II dari Istana Dolmabahce. Dia pun secara resmi menghapus keberadaan institusi Khilafah Islamiyah.

Sejak saat itulah umat Islam terpecah dalam berbagai negara-bangsa. Masing-masing bangga dengan tanah air dan bangsanya. Masing-masing memutus tali hubungan persaudaraan sesama Muslim karena perbedaan tanah air dan bangsanya. Setiap negara-bangsa dipimpin oleh para agen Barat penjajah yang semakin menjauhkan umat dari Islam.

Sejak Khilafah diruntuhkan, tetes darah umat Islam terus tertumpah tanpa perlindungan dan pembelaan sedikit pun.

Dengan semua penderitaan dan darah umat Islam yang tertumpah di berbagai belahan dunia saat ini, umat makin membutuhkan Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah. Alasannya, sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah saw.:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Imam (Khalifah) itu laksana perisai. Kaum Muslim diperangi (oleh kaum kafir) di belakang dia dan dilindungi oleh dirinya (HR Muslim).

Dengan kata lain, Khalifah adalah pelindung sejati umat. Apa yang disabdakan Rasulullah saw. di atas dibuktikan dalam sejarah antara lain oleh Khalifah Al-Mu’tashim Billah yang sukses menaklukkan Kota Amuriyah (di Turki), kota terpenting bagi imperium Romawi saat itu, selain Konstantinopel.

Al-Qalqasyandi dalam kitabnya, Ma’atsir al-Inafah, menjelaskan salah satu sebab penaklukan kota itu pada tanggal 17 Ramadhan 223 H. Diceritakan bahwa penguasa Amuriyah, salah seorang raja Romawi, telah menawan wanita mulia keturunan Fathimah ra. Wanita itu disiksa dan dinistakan hingga berteriak dan menjerit meminta pertolongan.

Menurut Ibn Khalikan dalam Wafyah al-A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kamil fi at-Tarikh, saat berita penawanan wanita mulia itu sampai ke telinga Khalifah Al-Mu’tashim Billah, saat itu sang Khalifah sedang berada di atas tempat tidurnya. Ia segera bangkit dari tempat tidurnya seraya berkata, “Aku segera memenuhi panggilanmu!”

Tidak berpikir lama, Khalifah Al-Mu’tashim Billah segera mengerahkan sekaligus memimpin sendiri puluhan ribu pasukan kaum Muslim menuju Kota Amuriyah. Terjadilah peperangan sengit. Kota Amuriyah pun berhasil ditaklukkan. Pasukan Romawi bisa dilumpuhkan. Sekitar 30 ribu tentaranya terbunuh. Sebanyak 30 ribu lainnya ditawan oleh pasukan kaum Muslim. Sang Khalifah pun berhasil membebaskan wanita mulia tersebut. Sang Khalifah lalu berkata di hadapannya, “Jadilah engkau saksi untukku di depan kakekmu (Nabi Muhammad saw.), bahwa aku telah datang untuk membebaskan kamu.”

Semoga Allah SWT merahmati Al-Mu’tashim Billah. Begitulah seharusnya pemimpin kaum Muslim.

Bagaimana dengan para penguasa Muslim saat ini? Sekali lagi: Adakah di antara mereka yang berani menjadi “lelaki” meski hanya sehari saja? Tidak ada. Mereka semua tetap memilih menjadi banci! Padahal jelas, di hadapan mereka bukan satu jiwa Muslim yang dinista, tetapi ratusan ribu, bahkan jutaan, seperti yang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia. Mereka terbunuh dengan amat kejam.

Alhasil, sekali lagi, Dunia Islam memang butuh Khilafah, juga seorang khalifah sebagai pelindung sejati kaum Muslim, seperti Al-Mu’tashim Billah.

Semoga saja umat Islam di seluruh dunia segera memiliki Khilafah, juga pemimpin pemberani yang mengayomi seperti Khalifah Al-Mu’tashim Billah. Khilafahlah yang akan menaklukkan Amerika, Eropa, Rusia, Cina dan India; menyatukan berbagai negeri Islam; menjaga kehormatan kaum Muslim; dan menolong kaum tertindas.

Insya Allah, masa yang mulia itu akan segera tiba karena memang telah di-nubuwwah-kan oleh Rasulullah saw.:

ثُمّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

Kemudian akan datang kembali masa Khilafah yang mengikuti metode kenabian (HR Ahmad).

Hanya saja, umat Islam sedunia tak cukup menunggu seraya berdoa. Diperlukan upaya dan perjuangan sungguh-sungguh kaum Muslim sedunia untuk menegakkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah agar segera terwujud kembali di muka bumi, dengan izin Allah SWT.***

Penulis pegiat literasi Islam asal Selat Panjang


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan