Jumat, 25 Oktober 2024

Panen Kritikan, UI Akhirnya Bentuk Tim Investigasi Gelar Doktor Bahlil

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 

Jakarta (Riaunews.com) – Universitas Indonesia mendapat kritikan luas dari masyarakat setelah meluluskan Bahlil Lahadalia di sidang doktoral, padahal menjalani perkuliahan tak sampai dua tahun.

Menanggapi kritikan tersebut, Dewan Guru Besar dan Senat Akademik (SA) Universitas Indonesia (UI) membentuk tim investigasi untuk melakukan audit akademik pemberian gelar doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

“Kami bentuk tim investigasi dengan Senat Akademik,” ujar Ketua Dewan Guru Besar UI Harkristuti Harkrisnowo saat dikonfirmasi melalui pesan tertulis, Sabtu (19/10/2024).

Tim investigasi tersebut akan diisi oleh sembilan guru besar dan dalam waktu sesegera mungkin akan melakukan pekerjaannya.

Rapat Pimpinan Senat Akademik UI pada Kamis, 17 Oktober 2024 juga menyatakan akan melakukan audit akademik terhadap SKSG UI.

Berdasarkan surat yang diterima CNNIndonesia.com, materi yang diaudit mencakup tiga hal.

Pertama adalah pemenuhan persyaratan penerimaan Bahlil sebagai mahasiswa S3 di SKSG UI melalui jalur riset (antara lain: syarat S2 dan publikasi sebelumnya); proses belajar mengajar selama di SKSG UI (pencapaian SKS sesuai Peraturan Rektor terkait, log book); serta proses riset dan publikasi jurnal internasional).

Untuk melakukan audit akademik tersebut, dibentuk tim investigasi sesuai dengan kewenangan SA, dengan tim dinamai ‘Tim Investigasi Pengawasan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.’

Tim investigasi beranggotakan unsur Senat Akademik dan Dewan Guru Besar UI dengan jumlah anggota antara 5, 7 dan 9 orang (ganjil), dan akan bekerja sampai 30 Oktober 2024.

Bahlil sebelumnya resmi meraih gelar doktor dari SKSG UI, Makara Art Center UI Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10).

Ketua Umum Golkar itu meraih gelar doktor setelah mempertahankan disertasi ‘Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia’.

Bahlil menjadi sorotan karena hanya menghabiskan waktu kuliah dan riset dalam tempo sekitar satu tahun dan 7 bulan hingga akhirnya dinyatakan lulus dengan predikat pujian cumlaude.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *