Jakarta (Riaunews.com) – Pemerintah berencana memberi bantuan pulsa gratis bagi dosen, guru, dan siswa-siswi untuk mendukung program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di tengah pandemi virus corona atau covid-19. Rencananya, bantuan akan diberikan melalui mekanisme subsidi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir. Bantuan ini tengah dikaji oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Baca: Tujuh daerah di Riau ini dibolehkan Nadiem belajar tatap muka di sekolah
“Kemarin, Kominfo bersama Menteri Keuangan dan Mendikbud sekarang sedang pelajari apakah ada juga bantuan subsidi pulsa untuk dosen, guru, murid, semuanya. Saya, belum bisa presentasi detail karena itu masih digodok,” terang Erick, dikutip Kamis (13/8/2020).
Menurut Erick, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika sebenarnya sudah bekerja sama dengan PT Telkomsel memberikan pulsa murah untuk mendukung program PJJ. Kerja sama dengan anak usaha PT Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom itu diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun.
“Bahkan, per bulannya kalau tidak salah untuk Telkom dan Telkomsel kurang lebih Rp1,4 triliun, tapi ini nanti sebagai catatan datanya ada di Kominfo,” katanya.
Rencana pemberian bantuan untuk program pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi corona juga sempat disinggung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sayangnya, ia belum bisa juga memberikan rincian lebih lanjut dari rencana tersebut.
“Kami sedang bahas dengan kementerian/lembaga terkait bagaimana kami bisa bantu keluarga di dalam suasana covid, di mana mereka tidak mungkin hadir fisik (ke sekolah),” kata Ani, sapaan akrabnya.
Bendahara negara itu hanya menekankan berbagai kebijakan tentu akan mudah diberikan kepada masyarakat bila pemerintah memiliki sumber data yang lengkap. “Semua policy (kebijakan) akan mudah dieksekusi dengan data yang lengkap dan sistem yang relatif establish (terbentuk),” tuturnya.
Baca: Rencana belajar tatap muka di sekolah Pekanbaru belum direstui Kemendikbud
Menurut Ani, bantuan kepada siswa-siswi perlu diberikan karena tidak semua anak di Indonesia memiliki akses serta sarana dan prasarana yang sama untuk mengikuti pola pembelajaran baru di tengah pandemi. Misalnya, tidak memiliki ponsel pintar (smartphone) atau laptop hingga jaringan internet yang membutuhkan pulsa atau paket data.
“Mereka tidak bisa sekolah, tidak bisa mengakses melalui pembelajaran secara digital, entah karena masalah teknologi, tidak memiliki handphone, atau mereka tidak bisa bayar pulsa. Ini menjadi satu tantangan baru yang harus dipecahkan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperbolehkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk dimanfaatkan untuk membeli pulsa murid-murid dan guru yang terkendala secara ekonomi dalam sistem pembelajaran jarak jauh.
“Kami sudah memperbolehkan dana BOS itu digunakan untuk pulsanya murid-murid. Tapi mungkin ini perlu kita sosialisasikan lebih banyak dan mungkin akan kembali kami kaji sebagai masukan,” kata Nadiem. ***
Editor: Ilva