
Jakarta (Riaunews.com) – Partai Demokat membebaskan seluruh kadernya mengikuti demo penolakan kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan solar. Demokrat meminta seluruh kadernya tak menangis saat menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
“Di daerah-daerah seluruhnya sudah menolak, tinggal para kader dibebaskan untuk ikut. Karena ini bukan hanya menyangkut soal DPP, bukan hanya untuk kader, tapi seluruh rakyat,” kata Ketua Bappilu DPP Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).
Baca Juga: PDIP Tak Suka Fraksi PKS Sampaikan Tolak Kenaikan Harga BBM di Sidang Paripurna DPRD DKI Jakarta
Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani meminta kadernya tak menangis saat menyampaikan pandangan terkait kenaikan harga BBM. Kamhar menyinggung sikap elite PDIP dalam merespons kenaikan harga BBM saat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden RI.
“Kader tak perlu menangis dalam menyampaikan argumentasi penolakan kenaikan BBM ini sebagaimana aksi sandiwara elite-elite PDIP pada saat merespons kenaikan BBM di masa pemerintahan SBY yang lalu, yang ternyata saat ini ketika berkuasa bisa memahami kenaikan BBM, padahal tak ada situasi yang benar-benar mendesak jika pemerintah benar-benar peduli dengan rakyatnya,” papar Kamhar.
Demokrat juga membebaskan kader untuk mengajak pihak lain di luar internal partai untuk demo bersama menolak kenaikan harga BBM. Bila diperlukan, Kamhar menyebut kader Demokrat bisa mengajak keluarga anggota TNI, Polri, hingga ASN.
“Karenanya seluruh kader dibebaskan untuk ikut serta bersama rakyat melakukan unjuk rasa menolak kenaikan BBM ini. Bila perlu mengajak keluarga TNI, keluarga Polri, keluarga PNS/ASN dan partai-partai lain untuk ikut turun ke jalan dalam aksi damai,” terang Kamhar.
Ucapan Kamhar ini sepertinya menyindir PDIP yang dulu juga pernah melakukan penolakan atas kenaikan harga BBM di jaman presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2008 silam.
Baca Juga: Mengenang Lagi ‘Sinetron’ Politikus PDIP Nangis-ngangis Saat SBY Menaikkan Harga BBM
Saat ini, para politisi elit PDIP seperti Megawati Soekarno Putri, Puan Maharani, Djarot Saiful Hidayat, Hasto Kristiyanto dan lain-lain sampai menitikkan air mata dan terisak-isak di depan kamera.
Dikutip dari Suara.com, air mata Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri seakan tak terbendung menghadapi kenyataan naiknya harga BBM, saat memberikan sambutan di Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Selasa (27/5/2008).
Megawati menyatakan teriris hatinya melihat kemiskinan di Indonesia, yang salah satunya disebabkan karena naiknya harga BBM.
“Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” ujar Megawati dengan suara parau karena menahan tangis.***