Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imim membantah tudingan soal partai yang mendompleng nama Nahdatul Ulama (NU).
Hal itu dikatakan Cak Imin melalui kanal YouTube Metro Tv, Selasa 5 September 2023.
Cak Imin mengatakan dirinya tak pernah mengklaim dukungan dari Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).
Karena seperti yang diketahui, Cak Imin telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon wakil presiden dengan Anies Baswedan sebagai bacapres.
Dalam deklarasi tersebut, Cak Imin sempat menyebut para kiai NU yang datang ke Surabaya untuk acara deklarasi itu.
Namun, ia membantah jika kiai itu sebagai perwakilan dukungan dari PBNU.
“Saya sama sekali tidak mengklaim sebagai Kiai PBNU, tapi yang hadir adalah memang kiai-kiai besar di NU,” kata Cak Imin.
“Banyak kiai yang bahkan karena mendadak mengirim wakilnya untuk mewakili.”
“Jadi kiainya lengkap dan tidak ada satu kalimatpun saya menyatakan itu kiai dari PBNU, tapi Kiai NU memang mereka,” tambahnya.
Baca juga: Spontan Menghela Napas saat Komentari Pemanggilan Cak Imin oleh KPK, Anies: Mudah-mudahan Tidak
Ia menerangkan bahwa sepakat jika PBNU tak mengurusi soal politik.
Namun perihal pribadi kiai yang datang adalah hak mereka.
“Kayak saya ini NU tapi bukan PBNU, saya kan sepakat saya tidak akan membawa nama-nama PBNU karena itu memang urusan PBNU ya, yang paling penting bahwa kiai yang kumpul itulah yang telah menyetujui,” tambahnya.
Mantan Menaker itu menambahkan jika antara NU dan PBNU kerap berselisih paham.
Ia juga sepakat jika PBNU tak berpolitik dan hanya mengurusi masalah agama saja.
Namun, PKB akan berjuang atas nama NU agar bisa lebih diangkat.
“PKB perjuangannya untuk NU, ini bagian dari perbedaan cara menyatakan pendapat di NU itu biasa.”
Diberitakan sebelumnya, di hari yang sama setelah Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar deklarasi maju di Pilpres 2024, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama langsung angkat bicara.
Dilansir TribunWow.com dari Kompas.com, dalam konferensi pers tersebut, Pengurus Besar NU tak membahas secara menjurus tentang deklarasi Cak Imin maju menjadi bacawapres Anies Baswedan untuk Pilpres 2024.
Konferensi pers itu dilakukan di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, menyinggung soal klaim PKB tentang beberapa kiai NU yang turut berikan dukungan untuk Cak Imin.
Konferensi pers bantahan soal klaim PKB tentang dukungan para kiai itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Baca juga: Putri Gus Dur, Alissa dan Yenny Wahid Ultimatum Cak Imin, Minta Hentikan Klaim Narasi Dikudeta
Sebagaimana diketahui, sebelumnya, Sekretaris Jenderal PKB, Hasanudin Wahid mengatakan duet Anies Baswedan dan Cak Imin mendapatkan restu dan persetujuan dari para kiai NU.
Pernyataan itu disampaikan oleh Hasanuddin setelah melakukan rapat pleno DPP PKB terkait finalisasi Anies-Cak Imin di DPW PKB Jawa Timur, Jumat (1/9/2023).
“Sejak tiga hari lalu, kami sudah sowan ke sejumlah kiai dan ulama NU. Hasilnya mereka setuju dan ‘Budal Gus’,” katanya.
Arti ‘Budal Gus’ dalam istilah jawa dapat diartikan “Berangkat Gus”, yakni memberikan izin dan restu untuk Cak Imin maju sebagai cawapres Anies Baswedan pada kontestasi Pilpres 2024.
Menanggapi pernyataan Sekjen PKB, Gus Yahya langsung memberikan bantahannya.
Gus Yahya membantah pernyataan ‘Budal Gus’ yang disampaikan oleh Hasanuddin.
Menurutnya, PBNU dan para kiai tak pernah membicarakan soal capres maupun cawapres.
“Kalau ada klaim bahwa kiai-kiai PBNU merestui, itu sama sekali tidak benar karena sama sekali tidak ada pembicaraan dalam PBNU mengenai calon, sama sekali tidak pernah ada pembicaraan di PBNU tentang calon-calon presiden,” kata Gus Yahya.
“Karena itu di luar domain kami sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan,” sambung dia.
Dalam pernyataannya, Gus Yahya menambahkan jika PBNU mempersilakan semua parpol untuk memperjuangkan kepercayaan rakyat, namun tidak mengaitkannya dengan NU.
“Parpol silakan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan rakyat. Tapi saya ulangi sekali lagi tidak ada calon atas nama NU,” pungkas dia.
Sebagai informasi, permasalahan PBNU dan PKB bukan pertama kali ini saja terjadi.
Semenjak PBNU dipimpin oleh Gus Yahya, perbedaan pandangan mengenai politik praktis PKB dan PBNU terjadi.***
Sumber: Tribunnews