
Jakarta (Riaunews.com) – Relawan Jokowi merilis daftar 10 nama bakal calon presiden (bacapres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Pilpres 2024 hasil dari Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra).
Nama Jokowi menempati posisi pertama dengan raihan 1.704 suara dari 5.721 peserta musyawarah.
Kemudian, di urutan kedua ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dengan 968 suara atau 16,92 persen. Dan di posisi ketiga ada nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 921 suara atau 16,1 persen.
Sementara itu, untuk cawapres, urutan pertama ditempati Gubernur Jawa Tengah Ridwan Kamil dengan raihan 2.225 suara atau setara 38,89 persen.
Posisi kedua ditempati Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan 757 suara atau 13,25 persen. Lalu ada Menteri BUMN Erick Thohir dengan 733 suara atau 12,81 persen di tempat ketiga.
Pengamat politik dari KedaiKOPI Hendri Satrio menyebut keberadaan Jokowi di posisi teratas dari 10 nama bacapres itu bukanlah hal mengejutkan. Pasalnya, nama hasil Musra itu digelar oleh para relawan Jokowi. Bahkan, kata dia, kegiatan itu pun juga dilaporkan kepada Jokowi.
“Ini kan drama politik saja, drama politik yang berbiaya mahal untuk kepentingan relawan Jokowi. Drama politik untuk memilih tuan baru dalam karier politik relawan. Nah apakah kemudian diputuskan tidak ganti tuan kan tidak mengagetkan,” kata Hendri saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (31/8/2022) malam.
Hendri tak menampik bahwa ada indikasi menggaungkan wacana 3 periode Jokowi. Sebab, ia pun mempertanyakan apakah para relawan itu siap menghadapi pergantian kekuasaan dari tangan Jokowi.
“Apakah ini usaha 3 periode, ya bagi relawan posisi paling membahagiakan adalah saat Jokowi Presiden, nah apakah mereka siap berganti kenikmatan demokrasi?,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Bahwa, posisi Jokowi di tempat teratas itu menunjukan ada indikasi isu 3 periode akan kembali digaungkan.
Namun, ia mengingatkan bahwa saat ini rakyat sudah tak lagi mendukung wacana Jokowi 3 periode. Rakyat, kata Ujang, juga sudah tak lagi sepakat soal usulan perubahan konstitusi untuk memuluskan wacana 3 periode tersebut.
“Iya indikasinya ke sana (menggaungkan kembali isu 3 periode). Tapi isu itu tidak laku,” ucap Ujang.
Ujang justru mengingatkan para relawan bahwa upaya membangkitkan kembali wacana 3 periode bisa menjadi bumerang bagi Jokowi.
Apalagi, jika kemudian wacana tersebut diatasnamakan sebagai keinginan dari rakyat, padahal itu hanya keinginan dari para relawan.
“Jangan sampai isu itu membawa keruntuhan bagi Jokowi, jangan sampai Jokowi jatuh krna isu itu pula, ini yang harus kita ingatkan pada mereka,” ucap dia.
Upaya Mencari Figur Baru
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati berpandangan daftar nama bacapres itu sebagai upaya relawan mencari figur baru pengganti Jokowi.
Kalaupun daftar bacapres dengan posisi Jokowi berada di nomor satu itu sebagai upaya membangkitkan wacana 3 periode, ia menilai para relawan itu justru akan menjadi sasaran bullying.
“Saya pikir opsi paling realistis sekarang mencari opsi figur alternatif yang memang kapasitasnya sama dengan pak Jokowi sekarang,” ujarnya.
Wasisto juga beranggapan nama Jokowi di daftar atas itu menujukan bahwa para relawan ini masih menanti siapa sosok yang akan diusung partai politik pada Pilpres 2024 mendatang.
Terlebih, kata dia, sikap partai politik saat ini juga masih sangat abu-abu terkait dengan sosok capres yang bakal diusung nanti.
Padahal, lanjutnya, para relawan ini sudah mesti mulai bekerja untuk menyosialisasikan sosok capres yang diusung oleh partai politik agar bisa menjaring suara masyarakat.
“Saya pikir ini ada semacam ketidaksinkronan antara keinginan relawan dengan nominasi dari parpol, sehingga mereka masih melihat pak Jokowi sebagai figur,” ucap Wasisto.
Wasisto menyebut lewat daftar bacapres ini relawan turut bisa memberikan masukan kepada parpol siapa sosok yang mendapat dukungan.
Sebab, tak bisa dipungkiri para relawan lebih dekat dengan akar rumput. Relawan juga merupakan lumbung suara bagi partai politik, sehingga masukan dari mereka pun patut dipertimbangkan.
“Kan parpol ini juga melihat relawan ini sebagai kantong suara terbesar, jadi saya pikir di sini suara relawan menjadi penting bagi parpol untuk mengevaluasi siapa yang akan mereka dukung,” tuturnya.***