Jumat, 24 Januari 2025

Kader PDIP Banyak yang Membelot, Djarot Tuding Machfud Jalankan Praktik Memecah Belah ala Belanda

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Machfud Arifin
Calon Wali Kota Surabaya, Machfud Arifin.

Surabaya (Riaunews.com) – Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat menuding kubu pasangan calon Pilkada Kota Surabaya Machfud Arifin-Mujiaman menjalankan praktik devide et impera atau politik pecah belah seperti yang dilakukan Belanda di masa lalu.

“MA (Machfud Arifin) telah melakukan politik devide et impera ala kolonialisme Belanda,” kata Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, Kamis (19/11/2020).

Baca: Sebut FPI illegal, Aziz: Omongan Boedi Djarot mirip orang bodoh tak mengerti hukum

Tudingan itu tak lepas dari fenomena sejumlah kader PDIP yang membelot tak mau mendukung paslon Eri Cahyadi-Armuji. Mereka membangkang dan berbalik mendukung pasangan Machfud Arifin-Mujiaman.

Kader PDIP yang membelot itu antara lain Kakak Whisnu Sakti, Jagad Hariseno; kader sepuh PDIP Surabaya, Mat Mochtar dan ratusan kader lawas lainya yang tergabung dalam Banteng Ketaton. Sejauh ini, Mat Mochtar sudah dipecat.

Djarot mengatakan bahwa strategi politik memecah belah selalu dilawan oleh seluruh elemen bangsa, termasuk NU, Muhammadiyah dan PNI. Cara itu digunakan Belanda untuk mengadu domba masyarakat Indonesia di masa lalu.

“Jadi rasanya kurang elok kalau tim MA menjalankan politik adu domba, termasuk apa yang dilakukan oleh Mat Mochtar. Sebab itu cara kolonial yang ditentang arek-arek Surabaya,” ujarnya.

Saat dikonfirmasi, Machfud Arifin menolak mengomentari tudingan Djarot itu. Ia mengaku tengah rapat dengan tim pemenangannya.

Baca: Akhyar ‘diserang’, Jansen sarankan Djarot fokus urus Ketua DPD PDIP Sumut yang ditahan KPK

“Aku rapat, aku rapat ya, engko ae bahasen dewe, aku sek rapat (Saya lagi rapat, nanti aja bahas sendiri, aku masih rapat),” kata Mantan Kapolda Jatim itu kepada CNNIndonesia.com.

Direktur Media dan Komunikasi Tim Pemenangan Paslon 2 Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno, Imam Syafii membantah tudingan tersebut.

Ia mengaku pihaknya fokus melakukan kerja pemenangan bersama para partai pengusung dan tidak pernah mengganggu pihak manapun.

Selama ini, kata Politisi NasDem itu, PDIP dikenal sebagai partai yang solid dan tak mudah dipecah oleh orang lain. Dia lantas bertanya-tanya mengapa PDIP merasa dipecah belah.

“PDIP itu kan partai yang selama ini tahan banting apakah dapat dipecah sama orang lain, jadi menurut kami sulit diterima akal sehat tudingan seperti itu,” pungkas dia.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *