Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Majelis Pertimbangan Partai PPP Romahurmuziy (Rommy) menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak setara dengan partai politik, melainkan berada di atas partai politik. Apa maksudnya?
Pernyataan Rommy itu berkaitan dengan endorse tokoh di Pilpres 2024 termasuk dengan ucapan Jokowi yang akan cawe-cawe di pemilu mendatang. Menurutnya, Jokowi merasa memiliki hak terkait hal itu. Rommy juga mengungkit pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak bisa menekan Jokowi.
“Ya kalau meminjam jawaban Ibu kan bagaimana cara saya menekan presiden, gimana cara saya menekan presiden untuk tidak ikut cawe-cawe. Artinya ya itu lah Pak Jokowi, kan saya pernah katakan Pak Jokowi itu kartu yang lagi dikocok dimainkan, bahkan kartu yang di luar meja pun ditarik. Itu canggihnya beliau,” kata Rommy dalam diskusi Adu Perspektif x Total Politik bertema ‘Manuver Koalisi Cawe-cawe’, Rabu (7/6/2023).
Rommy menilai Jokowi bersikap seperti itu karena memiliki sumber informasi yang lengkap terkait ‘pemain’ politik di Indonesia. Terlebih, di berbagai survei Jokowi dianggap bisa mengarahkan 15 persen suara pemilih.
“Kenapa saya katakan begitu karena presiden memiliki seluruh sumber yang berupa informasi lebih awal dan lebih lengkap dari seluruh pemain politik di republik kita. Ini yang menurut saya sebuah kelebihan yang kemudian oleh Pak Jokowi setelah dia mendapatkan potret dari berbagai survei yang menegaskan dia memiliki judgement minimal mengarahkan 15 persen pemilih. Itu previlige politik,” ucapnya.
Untuk itu, Rommy menilai salah jika Jokowi disebut setara dengan partai politik. Dia menyebut Jokowi justru berada di atas partai politik. Sebab, Jokowi banyak melakukan manuver yang bukan menjadi tugas partai.
“Salah kalau dibilang Pak Jokowi setara dengan partai politik, Pak Jokowi di atas partai politik, itu realitasnya hari ini. Itu fakta politiknya. Pak Jokowi secara resmi tetap petugas partai politik, tapi dalam pratiknya kan tidak lagi, karena Pak Jokowi banyak melakukan manuver yang pasti bukan karena tugas partai,” ujarnya.
Terlebih kata Rommy, ada 4 ketua umum dari partai koalisi kini berhasil menjadi pembantunya atau berkedudukan sebagai menteri.
“Dan kalau kita lihat sekarang berapa ketum sekarang Pak Zulhas, Pak Airlangga, Pak Prabowo, Pak Mardiono, jadi praktis 4 dari 7 ketum partai politik, lebih dari separuh, sehingga kalau kita melihat Pak Jokowi itu secara fakta berada di atas partai politik,” ujarnya.***
Sumber: Detik
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.