
Jakarta (Riaunews.com) – Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, mengatakan sikap Presiden Jokowi memberikan dukungan kepada figur politisi sebagai calon presiden/calon wakil presiden seperti menjadikan Jokowi marketing politik.
Jerry menyebut sikap Jokowi tersebut jelang pelaksanaan Pilpres 2024 dianggap tidak wajar oleh sebagian kalangan.
Bahkan Jerry sangat heran dengan tindak-tanduk Jokowi jelang Pilpres 2024 berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya.
“Belum pernah ada di dunia manapun, bahkan dari enam presiden terdahulu, yang mana presiden sibuk endorse capres dan cawapres,” tegas Jerry, Jumat (28/4/2023).
Menurut doktor komunikasi politik lulusan America Global University ini, Jokowi beberapa kali menyampaikan pesan politik yang seolah mendukung figur-figur tertentu.
“Salah satunya dukungan Jokowi pada Prabowo. Diketahui sebelumnya Jokowi sempat menyampaikan sinyal dukungan kepada Prabowo dalam pencalonan presiden 2024,” ungkap Jerry.
“Dia bilang Pilpres 2024 akan menjadi jatah Prabowo setelah dirinya akan habis masa jabatan,” sambungnya.
Namun, Jerry menilai Jokowi hanya memberikan harapan palsu kepada Prabowo, karena hal yang sama juga dilakukan kepada politisi lain.
Bahkan, Jerry menyimpulkan Jokowi juga telah mengarahkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo, yang secara resmi diumumkan oleh PDI Perjuangan sebagai capres, di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat lalu (21/4).
“Bagi saya kalau tak mau dukung seseorang jangan obral janji sana-sini. Memang selain kepala negara, jabatan lain Jokowi marketing politik,” sindir Jerry.
Untuk diketahui, beberapa kali Presiden Jokowi mencoba untuk mengendorse nama-nama yang akan bertarung di Pilpres 2024. Kelakuan Jokowi tersebut tentu saja menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat.
Betapa tidak, harapan masyarakat untuk mendapatkan pemimpin yang adil tidak kesampaian. Sebab, tidak sekalipun Jokowi mengendorse calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang terdiri dari Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, Anies Baswedan.***
Sumber: Tajuk Politik