Pekanbaru (Riaunews.com) – Ada beberapa jenis toren atau tandon air yang dijual di pasaran. Yang paling sering ditemui perbedaannya adalah dari segi warna.
Umumnya, toren air berwarna oranye, ada juga warna biru. Tahukah kamu beda keduanya apa?
Ternyata, selain berbeda dari segi warna dan kualitas, harga toren air warna oranye dan biru pun berbeda. Ternyata toren warba biru lebih banyak diminati ketimbang oranye.
Toren Biru Lebih Tahan Lumut
Suratman, pemilik Jasa Kuras Toren kurastoren.com, mengatakan bahwa toren berwarna terang, seperti oranye atau kuning, lebih cepat pudar akibat paparan sinar matahari dibandingkan toren berwarna gelap, seperti biru atau hitam.
Jika warnanya pudar, sinar matahari bisa tembus masuk ke dalam toren sehingga bisa memicu pertumbuhan lumut.
“Jadi, kena matahari itu dia lebih tembus gitu loh, jadi lumut itu lebih malah kena sinar matahari itu cepat lumutan gitu. Orange itu bukan memantul tapi malah nyerap, makin terang, orange itu malah nyerap jadi air di toren itu malah gampang lumutan,” tutur Suratman, pemilik Jasa Kuras Toren kurastoren.com, kepada detikcom beberapa waktu lalu
Melansri detikEdu, lumut merupakan tumbuhan yang bisa memproduksi makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Selain itu, tumbuhan yang memiliki nama ilmiah Bryophyta ini mudah tumbuh di daerah yang lembab, seperti toren yang memang digunakan untuk menampung air.
Berangkat dari hal tersebut, banyak konsumen yang lebih memilih toren berwarna gelap, seperti biru atau hitam. Hal ini dituturkan pula oleh Hendri, pemilik Toko Bangunan Kurnia Jaya.
“Kalau banyak orang ada yang bilang biru itu lebih tahan lumut, orange itu ya biasa gitu,” kata Hendri, pemilik Toko Bangunan Kurnia Jaya, kepada detikcom, Kamis (26/10/2023).
“Beberapa langganan kita yang beli bahwa ‘kita mau yang warna biru, nih, lebih tahan lumut karena mataharinya nggak bisa nembus ke dalam’,” sambungnya.
Cuci dan Kuras Toren Berapa Kali?
Terlepas dari warnanya, toren pada akhirnya bisa kotor akibat lumut dan endapan kotoran dari sumber air rumah tangga yang kita gunakan. Maka, baik biru maupun oranye, sesuaikan kembali dengan preferensimu serta lakukan pencucian dan pengurasan toren jika kondisinya sudah kotor.
Mencuci dan menguras toren sebaiknya dilakukan rutin satu sampai dua kali dalam setahun.
“Untuk daerah Jabodetabek, itu minimal setahun sekali. Satu sampai dua kali lah,” kata Suratman.
Namun, hal ini bisa disesuaikan kembali dengan tingkat kebersihan sumber air di tempat tinggal masing-masing. Jika kamu merasa toren sudah kotor, lakukan pembersihan dan pengurasan sesegera mungkin.***
Sumber: Detik