Jakarta (Riaunews.com) – Pakar teknologi informatika, Onno W. Purbo menyatakan rencana membangun ‘Silicon Valley’ di Bukit Algoritma Sukabumi merupakan hal yang bagus. Namun, dia mengingatkan tempat tersebut bukan sesuatu yang sangat diperlukan.
“Kalau di dunia IT dan kreatif sebetulnya tempat itu enggak critical. Yang penting ada banyak orang pintar dan kreatif, plus punya sambungan internet yang kencang,” ujar Onno kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/4/2021).
Onno menuturkan orang pandai dan internet yang kencang merupakan hal yang sangat diperlukan dalam dunia TI. Sehingga, lokasi tidak akan berguna tanpa hal itu.
Onno menyampaikan pemerintah juga harus mendukung keberadaan orang pintar dan kreatif, serta internet yang cepat melalui kebijakan. Sebab, regulasi hingga ekosistem berhubungan dengan tempat dan orang yang ada di dunia TI.
Lebih lanjut, Onno enggan berkomentar perihal urgensi ‘Silicon Valley’ di Indonesia hingga peleburan Kemenristek. Dia memandang hal itu merupakan hak Presiden Joko Widodo.
Dia hanya mengingatkan pemerintah harus mampu insentif hingga ekosistem agar orang kreatif bisa kerja dengan nyaman dan baik.
“Mau berbentuk BRIN, DIKNAS dan lain-lain saya sih gak terlalu peduli,” ujarnya.
Di sisi lain, Onno mengakui Indonesia kekurangan orang yang benar-benar memahami Artificial intelligence (AI), serta membuat AI dari awal. Saat ini, menurut Onno, dia baru melihat segelintir perusahaan yang memahami AI seperti Nodeflux hingga Drone Emprit.
“Cuma kita perlu lebih banyak lagi deh kayanya. Kuncinya dosen dan kurikulum di perguruan tinggi harus banyak di upgrade sih. Karena kunci AI adalah orang yang pintar, bukan punya mesin yang canggih,” ujar Onno.
Onno menambahkan pemerintah sebaiknya memperbaiki kualitas sumber daya manusia, regulasi, lokasi, hingga pendidikan sebelum bicara soal big data hingga keamanan siber.
Lebih dari itu, dia yakin ‘Silicon Valley’ di Indonesia yang akan diwujudkan dalam bentuk Bukit Algoritma di Sukabumi akan diminati jika didukung dengan regulasi yang jelas dan keberadaan orang pandai.
“Kalau orang pinter tidak ada dan aturan atau ekosistem kurang mendukung, ya susah,” ujarnya.
Sebelumnya politisi PDI Perjuangan sekaligus pendiri Gerakan Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko bersuara soal pembangunan proyek Bukit Algoritma. Proyek akan dikembangkan PT Kiniku Bintang Raya.
Ia memastikan dana itu tidak berasal dari APBN, tapi investor baik dalam maupun luar negeri.
“Kami punya ide, kami tawarkan ke investor. Kemudian banyak investor dalam dan luar negeri tertarik. Kemudian dipercayakan kepada kami, kami kemudian cari kontraktor,” ujar Budiman yang juga ketua pelaksana PT Kiniku Bintang Raya kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (10/4).***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.