Kamis, 18 April 2024

Pakar Sindir Pembentukan Tim Khusus Kejar Bjorka: Apa Guna BSSN?

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 

Jakarta (Riaunews.com)- Keberadaan tim respons darurat alias emergency response team dalam menanggapi kebocoran data oleh hacker Bjorka dinilai percuma. Pasalnya, Indonesia sudah memiliki Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

Diketahui, Presiden Jokowi meminta pembentukan tim gabungan untuk merespons kasus kebocoran data akibat ulah hacker Bjorka dalam rapat koordinasi di Istana Kepresidenan, jakarta, Senin (12/9/2022).

Tim ini beranggotakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BSSN, Cyber Crime Bareskrim Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).

“Udah ada lembaga siber tapi kasus begini sampai bikin tim khusus gabungan 4 instansi. Kenapa ga dibubarin sekalian aja itu BSSN?” cetus pakar siber Teguh Aprianto, via akun Twitter @secgron, Selasa (13/9/2022).

Menurutnya, anggaran untuk mendanai tim ini lebih baik digunakan untuk mengaudit BSSN serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang dinilainya tak jelas.

“Daripada tim ini dibikin cuma untuk ngurusin 1 orang atau 1 kelompok, mendingan dipake untuk audit @kemkominfo dan @BSSN_RI secara keseluruhan,” kicau Teguh.

“Periksa apakah selama ini mereka beneran kerja apa engga. Indikator kinerja mereka selama ini gimana?” lanjut dia.

Terpisah, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan tim gabungan ini dibentuk lebih untuk mengantisipasi potensi krisis di masa datang.

“Nah, [tim] ini tugasnya nanti bagaimana pencegahannya dan bagaimana kalau terjadi suatu krisis tim ini sudah siap,” ungkapnya, saat ditemui di kantor BSSN, Depok, Selasa (13/9).

“Perlu kita sadari juga tidak ada satu negara pun di dunia ini yang men-declare di bidang siber aman 100 persen. Amerika pernah diserang, China pernah diserang, negara mana yang tidak?”

“Jadi dalam menghadapi ini mengantisipasi dan mengevaluasi dan kesiapan terus. Jadi ndak boleh sombong, ‘oh kami sudah kuat, sistem kami paling hebat’, tidak ada. Karena apa? Teknologi kan berkembang, hacker dan ancaman berkembang,” urainya.

Hinsa mengatakan ancaman oleh Bjorka ini sendiri belum terbilang tinggi.

“Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya. Karena saya katakan, ada sampai tiga [tingkat ancaman] yang bisa melumpuhkan elektronik atau infrastruktur informasi vital kita,” jelas Hinsa.

Pada Senin (12/9), Menkominfo Johnny G Plate mengatakan tim gabungan ini “terkait untuk menjaga data tata, kelola data yang baik di Indonesia dan untuk menjaga kepercayaan publik.”***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *