
Pekanbaru (Riaunews.com) – Sejumlah ulama yang sebelumnya masuk dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau di bawah ketua yang baru, Prof Ilyas Husti, menyatakan mengundurkan diri.
Ketika dimintai konfirmasi, Ilyas mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya, yang menjadi perhatiannya adalah 7 juta warga Riau.
Dijelaskan, bahwa dalam musyawarah yang dilakukan baru-baru ini sudah berjalan sebagaimana mestinya. Dan setelah terpilihpun ia mencoba merangkul semua pihak untuk bersama-sama membangun MUI Riau ke depan lebih baik.
“Dalam konteks demokrasi, ada yang terpilih dan tidak terpilih itu hal yang biasa. Dan itu telah disepakati bersama, bahkan setelah terpilih pun saya sudah mencoba merangkul semua pihak, karena kita ingin bersama-sama membesarkan MUI,” kata Ilyas Husti sebagaimana dilansir Cakaplah, Aahad (3/1/2021).
Ilyas Husti yang sebelumnya menjabat Ketua MUI Kota Pekanbaru ini mengatakan, hal yang tak biasa adalah ada yang tidak menerima hasil tersebut. Baginya, dengan ada yang mengundurkan diri, Ilyas Husti merasa sebelumnya sudah menghargai pihak – pihak tersebut.
“Saya sudah menghargai mereka untuk bersama-sama mengurus lembaga ini. Kalau tak mau dia itu kan lain persoalan, kita mengajak ke kebaikan. Proses musyawarahnya tak ada cacatnya, luar biasa kok,” cakapnya lagi.
Dalam pemilihan formatur misalnya, ditetapkan formatur sebanyak 13 orang, dan telah dimusyawarahkan, diusulkan dan terpilih.
“Yang saya sayangkan, kenapa becakap-cakap ke mana-mana. Kalau memang ada apa-apa, datang ke saya, kita kan terbuka 24 jam. Orang melihatnya kan tak bagus. Dibilanglah kalau yang terpilih itu ada kepentingan. Saya malah merasa mungkin yang tak terpilih dan mengundurkan diri itu yang ada kepentingan, makanya berkoar-koar,” ugkap Guru Besar UIN Suska Riau itu.
“Saya membangun MUI Kota Pekanbaru itu saya yang berkorban. Kita korbankan waktu kita, pikiran kita, material yang ada pada kita untuk membangun lembaga ini. Maka saya ketawa saja melihat orang-orang ini. Diklaim pula sejumlah ulama mundur, kan mengada-ada itu. Orang yang sudah diberikan kedudukan itu, ya bersama-sama kita sesuai kemampuan. Di mata saya yang mundur itu secara demokrasi tak sehat. Sudah dirangkul, kalau tak mau ya bagaimana pula. Lebih penting lah yang 7 juta ini dibanding orang itu,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Ilyas Husti mengatakan bahwa dengan adanya hal ini, tidak membuat MUI di masa kepemimpinannya patah arang. Karena demokrasi sudah berjalan dengan baik.
“Kecuali kita dikhianati dan segala macam, iyalah. Ini kita rangkul, tidak mau ya mau bagaimana lagi,” tukasnya.
Diberitakan sebelumnya sejumlah ulama menyatakan mundur dari susunan kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau di bawah kepemimpinan Prof Ilyas Husti. Alasan para ulama ini mundur karena proses pemilihan Ilyas Husti sebagai ketua dilakukan dengan cara yang tidak sesuai karakter ulama.***