Sabtu, 7 September 2024

Dinilai membaik, Pekanbaru kini jadi zona kuning

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Wali Kota Pekanbaru Firdaus.

Pekanbaru (Riaunews.com) – Kota Pekanbaru kembali ke zona kuning kasus Covid-19. Sempat memasuki zona merah, Pemprov Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru berhasil menekan penyebaran virus Corona Disease (Covid-19).

Walikota Pekanbaru Firdaus mengatakan, saat ini rasio penularan virus corona atau Covid-19 di bawah angka 1. Secara umum atau data nasional, provinsi Riau kini sudah masuk zona hijau. Sebab, hanya dua provinsi di Indonesia yang masih zona merah.

Baca: Sejumlah pegawai di MPP rekatif Covid-19, Disdukcapil Pekanbaru diminta lakukan tes swab

“Alhamdulillah kita sekarang berstatus zona kuning, pasien positif Covid-19 yang masih dirawat tinggal 9 orang dan rasio penularan kita 0,8. Kalau dua minggu ke depan tidak ada lagi yang dirawat, kita bisa masuk zona hijau,” kata Walikota, Selasa (7/7/2020).

Walikota meminta agar masyarakat tetap waspada dan bersikap jujur jika mengalami gejala-gejala seperti Covid-19. Masyarakat diminta segera lakukan pemeriksaan ke tempat layanan kesehatan atau rumah sakit.

Sehingga, penanganan dapat segera dilakukan dan penularan semaksimal mungkin dapat ditekan. Pemerintah Kota (Pemko) juga secara mobile masih jemput bola untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Sejauh ini sudah 11 kecamatan dilakukan rapid test massal. Di Kecamatan Senapelan yang 11 kali dilakukan rapid test. Selanjutnya, akan ada agenda yang sama di Kecamatan Limapuluh.

Baca: Masih pandemi Covid-19, perekrutan Paskibraka tahun ini ditiadakan

“Masyarakat harus jujur dan segera memeriksakan dirinya jika sakit. Kejujuran kita ini dapat menyelamatkan keluarga kita, sahabat-sahabat dan orang lain,” jelasnya.

Ia juga menyinggung kasus penularan Covid-19 dari Klaster BRI KCP Sudirman dan Klaster Palembang beberapa waktu lalu, sebagai contoh dari ketidakjujuran pasien Covid-19. Pasien pertama dari Klaster BRI KCP Sudirman justru bepergian keluar kota ketika diminta isolasi mandiri.

Sedangkan pasien pertama dari Klaster Palembang enggan segera memeriksakan kesehatan. Ketika kondisi sudah cukup parah baru pergi ke rumah sakit dan akhirnya meninggal dunia.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *