Pekanbaru (Riaunews.com) – Pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Kota Pekanbaru yang sudah berlangsung sejak 2019 silam, hingga kini belum jua menunjukkan tanda-tanda akan selesai.
Sejumlah pedagang yang memiliki toko di dekat proyek tersebut mengeluhkan lamanya pelaksanaan proyek, karena omset mereka jadi anjlok hingga tinggal 30 persen.
Pantauan detikcom, penutupan total badan Jalan Durian, Kampung Melayu, Pekanbaru, akibat proyek pembangunan IPAL, sudah dibuka. Namun aktivitas proyek yang sudah hampir 1 bulan itu dinilai membuat omzet pedagang turun.
“Pekerjaan awal itu di Jalan Ahmad Dahlan. Kalau di depan usaha kami sekitar 1 bulan lalu dikerjakan,” ujar pedagang harian, Faris, saat ditemui di lokasi.
Sejak ada pengerjaan, jalan tepat di depan rumahnya ditutup total 3-4 hari. Setelah itu, pekerja kembali membuka jalan satu sisi agar dapat dilalui warga.
“Sempat tutup total sekitar 3-4 hari. Setelah itu mereka buka satu sisi dan langsung kerja siang dan malam dibuka,” katanya.
Faris mengaku omzet dagangannya menurun. Penyebabnya, akses ditutup dan tidak ada warga melintas di depan lapak dagangannya.
“Kalau omzet sangat terasa. Biasa ramai orang lewat di sini, sekarang orang mikir karena jalan saja susah. Jadi orang fokus lewat saja, banyak orang lewat jalur alternatif dan nggak lewat sini,” katanya.
Dia mengaku tidak ada kompensasi yang didapat akibat proyek. Ia bahkan tak tahu proyek apa yang dikerjakan dengan alat berat tersebut.
“Ganti rugi belum ada. Bantuan juga nggak ada. Kami saja nggak tahu ini proyek apa. Harapan kami, tentu proyek cepat selesai. Kalau orang mau jatuh karena jalan licin sering,” katanya.
Masih di Jalan Durian, terpantau sebuah kendaraan terperosok akibat menghindari lubang dan kendaraan lain di lokasi proyek. Pekerja proyek dan warga langsung bahu-membahu mengeluarkan kendaraan yang terperosok.
“Menghindari mobil karena jalan rusak itu. Masuk lubang, ini bukan pertama kali sih,” kata warga lainnya, Topik.
Diketahui, proyek IPAL dari Kementerian PUPR kerap menuai protes warga Kota Pekanbaru. Protes tidak hanya karena berakibat jalan rusak, tetapi pengerjaan yang bertahun-tahun dan bikin macet membuat warga kesal.
Selain itu, ia juga menuturkan banyak kendaraan yang sulit melintas di sekitar proyek IPAL tersebut. Tak jarang pengendara terjatuh untuk menghindari lubang-lubang di sekitar proyek IPAL.
“Banyak debu, langganan kita susah lewat. Keluhannya ya setiap hari kita harus bersihkan debu yang menempel di etalase ini,” lanjutnua.
Sementara itu, pedagang ayam geprek di Jalan Cempaka, Erita mengatakan, dirinya mengeluh karena banyak pelanggannya yang terpaksa memutar arah untuk menghindari lokasi proyek IPAL, bila hendak ke tempatnya berjualan. Bahkan ada pelanggan yang malah enggan datang karena terganggu jalan yang sulit dilalui.
“Banyak pelanggan yang susah mau ke sini, terpaksa mereka harus memutar lagi untuk bisa ke sini, lebih jauh,” kata Erita.
Ia menambahkan, selama lebih kurang dua bulan pengerjaan proyek pengolahan air limbah ini, dirinya mengalami penurunan omzet mencapai 30 persen.
“Sudah lebih kurang dua bulan pengerjaannya, kalau penurunan omzet pasti ada, sekitar 30 persen,” pungkasnya.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.