Selasa, 15 Oktober 2024

Tembus 169 Ribu BOPD, Produksi PHR Tertinggi di Indonesia

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) saat melakukan aktivitas pekerjaan di area sumur minyak untuk mendukung ketahanan energi nasional dari WK Rokan.

 

PEKANBARU (RiauNews.com)  PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mencatatkan rekor tertinggi produksi di Wilayah Kerja (WK) Rokan yakni 169 ribu setara minyak per hari (BOPD). Angka ini juga menjadi yang tertinggi dari capaian produksi minyak yang ada di Indonesia saat ini.

EVP Upstream Business Edwil Suzandi mengatakan, angka 169 ribu tersebut dicapai mulai akhir Juli dan berlanjut di awal Agustus 2023, di mana angka ini menjadi yang tertinggi sejak Blok Rokan dialih kelola oleh Pertamina.

“Alhamdulillah capaian produksi kita berhasil mencapai angka 169 ribu BOPD, dimana ini merupakan angka produksi tertinggi di WK Rokan saat ini,” kata Edwil, Selasa (8/8/2023).

Edwil menambahkan, tren positif tersebut terlihat sejak akhir bulan Juli 2023, di mana capaian produksi PHR WK Rokan mulai menyentuh angka tertinggi berturut-turut di antaranya 167.645 BOPD pada 31 Juli 2023, kemudian 168.730 BOPD pada 1 Agustus 2023, berlanjut 167.034 BOPD pada 2 Agustus 2023 dan 169.282 BOPD pada 7 Agustus 2023. “Capaian berturut-turut ini merupakan buah dari ikhtiar pekerja PHR dalam upaya meningkatkan produksi demi menunjang pasokan energi nasional,” kata Edwil.

Edwil mengatakan, berbagai upaya dilakukan PHR dalam upaya meningkatkan produksi di Blok Rokan. Di antaranya dengan mengatasi natural decline sebesar 2.000 BOPD dan mendorong upaya pemulihan dengan meningkatkan produksi minyak mentah. Selain itu, PHR juga memperbanyak jumlah sumur di WK Rokan dengan mengedepankan kinerja yang andal dan selamat.

“Saat ini jumlah sumur yang kita bor sejak alih kelola di WK Rokan sebanyak 825 sumur. Sementara itu, jumlah rig pengeboran kita ada 83 rig yang sedang bekerja untuk membuat sumur-sumur baru yang tentunya kita harapkan akan lebih produktif,” kata Edwil.

Ditambah lagi, lanjut Edwil, saat ini PHR tengah mengupayakan produksi Minyak Non Konvensional (MNK) yang ada di sumur Gulamo dan Kelok yang ada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Pengeboran sumur MNK merupakan salah satu pengeboran terbesar yang dilakukan PHR, karena ha rus menembus hingga kedalaman 8.500 kaki dengan kapasitas rig sebesar 1.500 horsepower (HP).

“Peluang MNK ini diharapkan bisa berkontribusi bagi produksi migas nasional,” kata Edwil.

Untuk diketahui, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada saat peresmian tajak sumur MNK di Gulamo pada 27 Juli 2023 lalu mengatakan, pengeboran sumur MNK merupakan sejarah baru dalam industri migas di Indonesia. Dia juga mengapresiasi kinerja PHR yang sejak alih kelola 2 tahun lalu, PHR langsung melakukan kegiatan pengeboran yang masif dan andal.

“Saat ini pengeboran di PHR di atas 500 sumur. Saya laporkan bahwa, dari 500-600 sumur itu, maka perbulan PHR mengebor sebanyak 40 sumur, jadi setiap harinya itu ada tajak. Dan kami apresiasi, untuk mengebor di Rokan, PHR berhasil hanya dalam 5 hari. Jadi ada tim yang terintegrasi mulai tim lapangan, pengeboran hingga tim yang mengkoneksi dengan yang lain,” kata Dwi.

Dia juga menegaskan, dengan capaian produksi yang baik tersebut PHR menjadi produsen migas terbesar di Indonesia saat ini. “PHR bukan hanya menyetop decline, tapi juga menaikkan lagi (produksi). Saat ini, produksi PHR sudah 162 hingga 165 ribu (BOPD), dan itu nomor satu penghasil minyak terbesar di Indonesia sekarang ini,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *