Kamis, 18 April 2024

Gajah Betina Berusia 45 Tahun Ditemukan Mati di Pelalawan, Diduga Sakit Hati

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Autopsi terhadap seekor gajah yang mati di Pelalawan, Riau. (Foto: MCR)

Ukui (Riaunews.com) – Seekor gajah betina berusia 45 tahun ditemukan mati di sebuah kebun karet milik warga di desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Setelah ditemukan mati pada 24 Mei 2021 lalu, pihak BKSDA Riau langsung melakukan nekropsi terhadap bangkai satwa berbadan tambun tersebut.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar KSDA Riau, Hartono, Rabu (16/6/2021) menceritakan, pada 4 Maret 2021 silam berdasarkan informasi dari masyarakat Teratak Baru, ada seekor gajah yang berada di dalam kebun masyarakat di Teratak Baru. Kala itu menggunakan meriam spiritus, masyarakat kemudian melakukan pengusiran dan berhasil menggiring gajah tersebut menuju lahan bekas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Desa Sikijang.

Selanjutnya, Tim patroli Estate Baserah menemukan gajah itu di seputaran areal HTR Teratak Baru yang berdekatan dengan kebun masyarakat sedang bergerak menjauh dari kebun masyarakat.

“Pada tanggal 24 April 2021, berdasarkan informasi dari anggota Balai Taman Nasional Tesso Nilo bernama Popon, Gajah tersebut dijumpai di kebun masyarakat Desa Gunung Melintang. Tapi sejak saat itu gajah itu tidak dijumpai lagi,” kata Hartono mengungkapkan.

Diperkirakan tim saat itu gajah tengah berada di seputaran sempadan Sungai Nilo. Pada 5 Mei 2021 pada pukul 18.05, Gajah kembali dijumpai memasuki kawasan sendimen pond BCN. Gajah berhasil digiring masuk kembali ke dalam hutan oleh karyawan Baserah Central Nursery (BCN).

Kemudian, sejak ditemukan terakhir itu, tepat pada 24 Mei 2021 gajah kembali ditemukan oleh petugas BCN di seputaran sempadan Sungai Nilo. Lalu, ditanggal yang sama gajah kembali di jumpai. Namun, kali ini satwa berbelalai yang dilindungi itu ditemukan dalam keadaan mati di kebun karet yang berdekatan dengan areal perumahan karyawan BCN.

“Lokasi penemuan gajah di Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan,” terangnya.

Saat itu, Environment Officer PT RAPP juga langsung melakukan pengecekan ke TKP untuk melihat kondisi Gajah dan melakukan pengamanan di lokasi kejadian. Selanjutnya informasi diteruskan kepada Conservation Head yang langsung berkoordinasi dengan tim Balai Besar KSDA Riau.

“Hari itu juga kita langsung menurunkan tim Balai Besar KSDA Riau dengan didampingi oleh tim RAPP melakukan olah TKP dan nekropsi terhadap bangkai gajah. Dari hasil nekropsi dan pemeriksaan secara patologi yang dilakukan oleh tim medis Balai Besar KSDA Riau. Diduga penyebab kematian gajah betina yang berusia sekitar 45 (empat puluh lima) tahun tersebut adalah gangguan pada organ hati (hepar) dan sistem pernapasan,” bebernya.

“Kini, sampel darah gajah tersebut sedang dalam proses analisa laboratorium di Bogor dan masih menunggu hasil,” imbuhnya.

Hartano merinci, sejak tanggal 13 Desember 2020 sampai dengan 18 Desember 2020, terdapat sekelompok gajah yang masuk dan beraktivitas di seputaran BCN. Kelompok gajah tersebut berjumlah 17 (tujuh belas) ekor, terdiri dari 8 (delapan) ekor gajah jantan dewasa, 6 (enam) ekor gajah betina, dan 3 (tiga) ekor gajah anakan.

Pada saat rombongan gajah tersebut keluar dari lokasi BCN. Akan tetapi tertinggal dan terpisah 1 (satu) ekor gajah yang tetap beraktivitas di seputaran BCN dan kebun masyarakat di sekitarnya. Menurut perkiraan kondisinya sudah tua dan berusia sekitar 50 (lima puluh) tahun.

Hartono melanjutkan, tim dari Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Yayasan TNTN, dan RAPP melakukan identifikasi keberadaan dan kondisi gajah tersebut. Namun, gajah tidak ditemukan. Tim juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak mengganggu gajah dan nerkoordinasi dengan instansi terkait jika terjadi konflik.

“Pada tanggal 26 Februari 2021, Gajah tersebut kembali muncul di areal BCN. Pada tangga 6 Maret 2021, rombongan gajah yang sama kembali ke areal BCN dan berada di seputaran BCN, riparian estate, dan kebun masyarakat sampai dengan tanggal 20 Maret 2021,” sebutnya.

“Esoknya, kegiatan penggiringan terhadap kelompok gajah tersebut dilakukan agar menjauh dari kebun masyarakat dan areal BCN. Gajah berhasil digiring keluar dan berada di Estate Baserah tetapi Gajah tua tersebut tertinggal dari rombongannya dan tetap berada di areal BCN. Berdasarkan hasil pengamatan tim YTNTN, Gajah tersebut teridentifikasi dalam keadaan sakit sehingga tidak dapat mengikuti rombongannya,” tandasnya. ***

 

Sumber: Media Center Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *