Jumat, 25 Oktober 2024

Riau Siapkan Varietas Unggul Padi Gogo Mendukung Swasembada Pangan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Lahan persawahan di Riau
Lahan persawahan di Riau hingga saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut. (Foto: istimewa)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Salah satu komoditas yang beradaptasi di lahan-lahan kering suboptimal adalah padi gogo.

Pengembangan padi gogo secara luas sering terkendala pada ketersediaan benih. Benih yang ada di petani tidak dapat dikomersialisasi karena tidak murni, belum terdaftar, dan belum dilepas sebagai varietas oleh Menteri Pertanian sehingga tidak dapat disertifikasi oleh BPSB.

Fasilitas kelonggaran yang diberikan oleh Dirjen Tanaman Pangan untuk memperbanyak kultivar lokal, hanya untuk keperluan peredaran secara lokal, tidak dapat diperdagangkan antar kabupaten. Dengan demikian, jika komoditas akan dikembangkan secara luas harus melalui proses pendaftaran dan pelepasan varietas. Kultivar yang belum murni harus dimurnikan sebelum didaftarkan atau dilepas.

Provinsi Riau memiliki potensi lahan kering 306.507 ha tetapi menurut Kementerian Pertanian, luas panen padi ladang tahun 2018 di Riau hanya 13.950.

Menurut Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau Syahfalefi, selain lahan kering yang sudah ada, lahan replanting kelapa sawit juga berpotensi untuk dikembangkan padi.

“Beberapa varietas padi gogo lokal telah dibudidayakan masyarakat secara turun-temurun, seperti Varietas Kalpatali dan Si Kuning (berasal dari Rokan Hulu); Varietas Santan dan Pulau Petai (dari Kabupaten Kuantan Singingi); dan varietas Dara, Kulit Manis, Padi 4 Bulan, dan Ketitir (dari Bengkalis). Varietas-varietas lokal ini berpotensi hasil rendah, namun toleran terhadap kekeringan dan pH rendah,” ucapnya dalam rilis yang diterima Riaunews.com, Kamis (17/12/2020).

Dijelaskan Syahfalefi, produksi padi gogo di Provinsi Riau tahun 2010 sebesar 67.494 ton/tahun, dengan tingkat produktivitas 2,72 ton/ha, dan kontribusi produksi padi gogo baru mencapai 5 – 6 %.

Inilah yang mendasari keinginan Pemda Riau untuk memurnikan varietas lokal pai gogo untuk mememnuhi kebutuhan benih padi untuk lahan kering, melalui kerjasama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau tahun 2020-2025.

“Pemurnian varietas lokal merupakan suatu usaha pengembalian mutu sesuai dengan kemantapan sifat-sifat unggul suatu varietas lokal yang belum dilepas, namun sudah tersebar/digemari/dominan disuatu daerah,” terang Dr. Parlin Sinaga Pemulia BPTP Riau selaku penanggungjawab kegiatan ini.

“Sedangkan perbaikan varietas lokal merupakan tindakan pemuliaan untuk memperbaiki sifat-sifat varietas lokal menjadi lebih genjah, hasil tinggi, dan toleran cekaman lingkungan,” lanjutnya .

Kegiatan ini bertujuan untuk memurnikan dan menyediakan benih sumber padi gogo spesifik lokasi Provinsi Riau, menguji daya hasil genotipe terseleksi, mendaftarkan dan mengusulkan pelepasan padi gogo spesifik Riau, dan mengembangkan padi gogo spesifik Riau.

Kegiatan observasi, karakterisasi, pemurnian, dan perbenihan padi gogo lokal dan unggul dilaksanakan di sentra padi gogo Kabupaten Rokan Hulu. Uji mutu fisikokimia, Uji ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan Uji ketahanan terhadap aluminium dilaksanakan di Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi.

Sementara itu, Kepala BPTP Riau Dr. Salwati berharap dengan adanya varietas unggul padi gogo spesifik lokasi Provinsi Riau, dapat memenuhi kebutuhan benih padi lahan kering yang akan mendukung program swasembada pangan Provinsi Riau.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *