
Kendari (Riaunews.com) – Kapolda Sulawesi Utara Brigjen Pol Merdisyam dinilai melakukan blunder ketika ia mengatakan ada 40 orang tenaga kerja asing (TKA) China yang di tengah mewabahnya virus corona (SARS-CoV-2).
Pada kenyataannya ada dua kesalahan informasi yang dilakukan oleh Merdisyam.
Pertama jumlah pekerja TKA China berjumlah 49 orang, bukan 40. Kedua adalah ternyata TKA China tersebut datang dari China, bukan Jakarta. TKA sempat transit dan diisolasi di Thailand.
Warganet di Twitter sontak saja menggaungkan tagar #CopotKapoldaSultra yang masuk jajaran trending topic di Indonesia. Tagar ini mulai masuk jajaran trending topic sejak delapan jam lalu. Hingga saat ini tagar tersebut telah memiliki 11 ribu cuitan.
Banyak warganet yang mempertanyakan transparansi pemerintah. Bahkan pemerintah terkesan menutupi informasi-informasi corona dari masyarakat.
Terkait 49 TKA Asal Cina yg msk di Sultra sangat mengecewakan rakyat & memunculkan beribu tanya. Terkesan ada sesuatu yg ditutupi oleh pihak tertentu dari penglihatan rakyat.
Sebenarnya apa yg terjadi di 🇲🇨 ?!#CopotKapoldaSultra pic.twitter.com/Ivt50tmtGW
— Mbah_Liem (@liem_id) March 16, 2020
Seorang warganet bahkan menghubungkan blunder ini ke kasus SARA. Ia mengatakan pemerintah suka mengancam masyarakat pribumi dan lebih suka melindungi TKA China.
Suka ancam pribumi
Suka lindungi TKA CINAInfo begitu valid kok jadi hoax ditangan pejabat polda?
Kalian bertindak bukan lindungi warga nkri tapi lindungi para buruh TKA CINA!! https://t.co/uw8cI5ysTv
— Ranups Community (@RanupsProSandi) March 16, 2020
Atas blunder Merdisyam, warganet juga meminta permintaan maaf atas Merdisyam karena telah menyebarkan misinformasi. Warganet meminta agar UU ITE yang mengatur penyebaran misinformasi dan hoaks ditegakkan dan diterapkan bagi semua orang.
Informasi awal masuknya 49 TKA China berasal dari video yang dibuat oleh Hardiono, warga Konawe Selatan, Kendari. Video yang ia buat kemudian viral karena mewabahnya virus corona.
Polisi kemudian menahan Hardiono karena dianggap menyebarkan hoaks, yang kemudian ternyata fakta yang ditutup-tutupi pemerintah.
Mantan politikus Partai Demokrat, Roy Suryo meminta agar Hardiono dibebaskan. Sebab informasi yang ia sampaikan adalah fakta bukan hoaks.
Tweeps,
Saran saya kpd Kapolri Jendral Idham Azis, mohon agar memerintahkan Kapolda SulTra BrigJen Merdisyam utk membebaskan Sdr Hardiono (39) warga Ds Onewila, Kec Ranomeeto, Kab KonSel, karena yg diVideonya adalah FAKTA, Bukan HoaX, hanya NARASI-nya perlu diuji@DivHumas_Polri https://t.co/ZU6dcrc5mH pic.twitter.com/OY3Z3kVTkZ— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) March 16, 2020
Warganet kemudian menyampaikan rasa kecewa kepada Polri. Polri mengatakan telah membohongi masyarakat dengan menyebarkan hoaks terkait informasi 49 TKA dari China.***