Jumat, 29 Maret 2024

Ajakan KPK cegah korupsi berbuah cibiran, Netizen: Apa kabar Harun Masiku

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Dua Kader PDIP asal Sumatera Selatan Harun Masiku dan Riezky Aprilia.

Jakarta (Riaunews.com) – Niat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak masyarakat semangat memberantas korupsi, yang dimulai dari diri sendiri melalui media sosial, malah berbuah cibiran.

Warganet kembali mengungkit nasib politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Harun Masiku yang sampai hari ini tak juga berhasil ditangkap.

Akibatnya, nama Harun Masiku kemudian masuk ke jajaran trending topic Twitter, tersangka dugaan kasus suap Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hingga kini tak tahu di mana batang hidungnya.

“Selamat pagi Kawan Antikorupsi! Semangat cegah korupsi dimulai dari diri sendiri,” cuit KPK, Kamis (28/5/2020).

Melansir CNN Indonesia, kicauan KPK itu ditanggapi beragam. Namun banyak warganet yang menanggapi dan meminta KPK bahwa semangat mencegah korupsi bisa dimulai dari menangkap Harun Masiku.

Baca: ICW minta Dewas usut motif Pimpinan KPK pecat penyidik kasus Harun Masiku

Akun @herry_zudianto misalnya meminta agar KPK bisa memulai dengan menangkap Harun Masiku dan menjadikannya sebagai ikon KPK untuk pencanangan new normal.

“Ditangkapnya Harun Masiku sebagai icon KPK untuk pencanangan new normal di bidang pemberantasan korupsi,” kata kang herry z.

Sementara itu akun @demoSoCRAZY menyapa balik sapaan selamat pagi KPK dan menyindir soal status Harun Masiku.

“Pagi juga KPK, Apa Kabarnya buronan Harun Masiku?” kicaunya.

Baca: Ferdian Paleka diamankan, Netizen sindir Polri cepat nangkap penjahat receh, Harun Masiku masih gelap

Adapun akun @zarazettirazr juga ikut-ikutan merespons cuitan KPK. Ia kemudian bertanya soal perkembangan kasus Harun Masiku.

“Selamat pagi KPK, Harun Masiku ada kecerahan kah?” cuit Zara.

Akun @ErikaSuzy29 juga menyindir sapaan pagi KPK dengan lupa dengan kasus Harun Masiku.

“Nemuin satu org aja susah bener.. Kalo maling ayam aja gak sampe tu 24 jam ketangkap lha yg maling uang negara sulit bener nyarinya,” sindir Eriska Suzzy.

Akun @syahrial_nst kemudian menyindir KPK tak juga berhasil menangkap buronan meski saat ini sudah dipimpin Jenderal bintang 3 Polisi aktif, yakni Firli Bahuri.

“Selamat pagi KPK. Sdh dipimpin jenderal bintang 3 polisi aktif, kok msh blm mampu nangkap Harun Masiku dan Nurhadi?” kata politikus Demokrat itu.

Baca: Kader PDIP ini mengaku selalu lapor ke Hasto tentang progres penyerahan uang dari Harun Masiku

Sebelumnya, Harun Masiku bersama tiga orang lainnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pergantian antar waktu (PAW) pada awal Januari 2020. Penetapan Harun sebagai tersangka merupakan buah dari operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK.

Meski demikian, lembaga antirasuah tersebut tidak berhasil menangkapnya sampai saat ini dinyatakan masih buron.

Harun lantas disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b atau Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membela Harun Masiku dan menyebut Harun sebagai korban kasus penyalahgunaan kekuasaan. Menurutnya Harun berdasarkan keputusan dan fatwa MA memiliki hak untuk menjadi calon legislatif.

Baca: Berkembang spekulasi Harun Masiku ditembak mati, Masinton: Siapa tahu?

Dalam kasus suap PAW anggota DPR, KPK menetapkan 4 tersangka yaitu Wahyu Setiawan, Agustiani Tio Fridelina, Saeful Bahri, dan Harun Masiku.

Wahyu merupakan Komisioner KPU, sedangkan Agustiani disebut sebagai orang kepercayaan Wahyu. Lalu Saeful hanya disebut KPK sebagai swasta dan Harun adalah kader PDIP. KPK menjerat Saeful dan Harun sebagai pemberi suap, sedangkan Wahyu dan Agustiani adalah penerimanya.

Saeful Bahri, yang merupakan mantan staf Hasto Kristiyanto sudah dituntut pidana penjara selama 2 tahun 6 bulan. Ia juga didenda sebesar Rp150 juta subsider 6 bulan kurungan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *