Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan banyak negara, termasuk China. Menurut dia, China berpeluang memberikan berbagai keuntungan, seperti alih teknologi.
Ia menyebut kerja sama kedua negara dibangun dari nol. Dalam menggencarkan strateginya, Luhut menyebut Indonesia meletakkan posisi sebagai negara penting, kaya, dan hebat.
Namun, kepada mitranya, Indonesia mengakui punya kekurangan di banyak hal.
“Kita harus bisa leap frog, tapi untuk leap frog kita nempel dulu biar bisa loncat. Itulah kenapa saya dekat dengan China. Dia sangat generous memberikan teknologinya. Apa saja kita minta, dia mau,” ujar Luhut dalam rapat kerja BPPT, Selasa (9/3/2021), dilansir Tempo.co
Dia pun menampik anggapan banyak pihak yang menyebut bahwa ia adalah orang yang diperalat China alias antek. Sebab, selama ini ia memang akan mendekati pihak-pihak yang memang memberikan keuntungan bagi negara.
“Orang bilang saya dulu antek China. Dalam hati saya, nenek kau antek China. Emang lu bisa beli gue? Tapi saya hitungannya, mana yang bisa beri keuntungan pada Republik akan saya dekati dengan baik,” tutur Luhut.
Tak hanya dengan China, ia mengaku mengambil keuntungan dari terjalinnya hubungan yang baik dengan pelbagai negara seperti Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab (UEA). Bahkan dengan UEA, Indonesia baru saja memperoleh komitmen kerja sama senilai US$ 3,8 miliar.
Kerja sama untuk kemitraan investasi strategis itu rencananya akan dibenamkan untuk pelbagai sektor, seperti pertahanan, pariwisata, energi, hingga teknologi. Luhut mengklaim UEA senang bekerja sama dengan Indonesia dan akan melanjutkan kemitraan itu di masa mendatang.
“Dia (UEA) kirim berita sangat terima kasih atas persahabatan yang diberikan dan kami akan terus kerja sama,” ujar Luhut.***