Minggu, 16 Februari 2025

Arab Saudi-Qatar Meradang Gegara Menteri Israel Ingin Kota di Palestina Dimusnahkan

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyerukan agar kota di Palestina dimusnahkan. (Foto: JTA)

Riyadh (Riaunews.com) – Arab Saudi dan Qatar mengutuk pernyataan seorang menteri Israel yang mendesak agar sebuah kota Palestina “dimusnahkan”. Pemerintah Saudi menyebut komentar menteri Israel itu “rasis dan tidak bertanggung jawab”.

Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/3/2023), Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, seorang anggota sayap kanan pemerintah koalisi Israel, melontarkan komentarnya itu pada hari Rabu lalu, beberapa hari setelah dua orang pemukim Israel ditembak mati di kota Huwara. Usai penembakan itu, ratusan pemukim Yahudi menyerang kota Huwara di Tepi Barat itu.

“Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan,” kata Smotrich. “Saya pikir Negara Israel harus melakukannya,” cetusnya.

Belakangan, dia menuliskan di Twitter bahwa dia “tidak bermaksud memusnahkan Huwara, tetapi hanya bertindak dengan cara yang ditargetkan terhadap para teroris”.

Kementerian Luar Negeri Saudi mengutuk pernyataan tersebut dan menyampaikan “penolakan total terhadap pernyataan rasis dan tidak bertanggung jawab seperti itu, yang mencerminkan kekerasan besar-besaran dan ekstremisme yang dilakukan oleh entitas pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina.”

Kutukan keras juga disampaikan pemerintah Qatar yang menyebut komentar Smotrich sebagai “kebencian dan provokatif” dan menganggapnya sebagai “hasutan serius untuk kejahatan perang”.

Pada hari Rabu lalu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga menyebut komentar tersebut “tidak bertanggung jawab dan “menjijikkan”.

Baik Arab Saudi maupun Qatar tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Diketahui bahwa Israel berharap untuk memperluas kesepakatan normalisasi yang diumumkan pada tahun 2020 dengan Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko.

Riyadh telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya akan berpegang pada posisi Liga Arab yang telah berusia puluhan tahun untuk tidak menormalisasi hubungan dengan Israel, sebelum konflik dengan Palestina diselesaikan.

Tapi Saudi belakangan menunjukkan tanda-tanda keterbukaan yang lebih besar terhadap Israel. Tahun lalu, pemerintah Saudi mengumumkan pencabutan pembatasan penerbangan pada pesawat yang bepergian dari dan ke Israel.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *