Riyadh (Riaunews.com)- Arab Saudi telah mengkonfirmasi penampakan hilal Dzuhijjah pada Rabu (29/6/2022) malam.
Dengan demikian, berdasarkan hasil pengamatan ini, Kerajaan menetapkan 9 Juli sebagai Hari Raya Idul Adha. Ini akan menjadi hari ke-10 Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Islam.
Perayaan Idul Adha memperingati pengabdian Nabi Ibrahim kepada Allah SWT sebagai ujian atas komitmen Ibrahim untuk mematuhi perintah Tuhannya tanpa ragu, Allah SWT memerintahkannya untuk mengorbankan putranya, Ismail.
Ibrahim bersedia melakukan apa yang diminta tetapi pada saat terakhir Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba jantan. Oleh karena itu Idul Adha dikenal sebagai hari raya qurban.
Dzulhijjah, yang dimulai tahun ini pada 30 Juni, adalah bulan di mana proses haji berlangsung. Haji tahun ini akan dimulai pada hari ke 7 Dzulhijjah (6 Juli 2022), dan berakhir pada hari ke 11 (10 Juli 2022). Hari Arafah jatuh pada tanggal 9 Dul Hijjah (8 Juli).
“Tenda jemaah di Arafah, serta akomodasi di Mina dan Muzdalifah, telah diperiksa dan sepenuhnya disiapkan untuk menerima tamu-tamu Allah untuk haji,” kata pihak berwenang dilansir dari Arab News, Kamis (30/6/2022)
Pada 4 Juni, Arab Saudi menyambut jamaah haji asing pertama yang tiba di negara itu setelah penangguhan selama dua tahun lamanya akibat pandemi Covid-19 pada awal 2020.
Para peziarah, yang terbang ke Bandara Internasional Pangeran Mohammed bin Abdulaziz di Madinah dari Indonesia, dihadiahi bunga, kurma, dan air zamzam.
Sementara itu, secara terpisah pemerintah Indonesia menetapkan 1 Dzulhijah 1443 Hijriyah bertepatan pada Jumat, 1 Juli 2022. Dengan ditetapkannya awal Dzulhijah ini, maka Hari Raya Idul Adha 1443 H bertepatan pada Ahad, 10 Juli 2022.
“Sidang isbat telah mengambil kesepakatan bahwa 1 Dzulhijah tahun 1443 Hijriyah ditetapkan jatuh pada Jumat 1 Juli 2022,” tutur Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) Awal Zulhijah, di Jakarta, Rabu (29/6/2022). “Dengan demikian Hari Raya Idul Adha 1443 H bertepatan pada 10 Juli 2022,” imbuh Wamenag.
Dia menjelaskan, keputusan itu didasarkan dari pantauan hilal di 86 titik seluruh wilayah Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan rapat sidang isbat. Menurutnya, proses pengamatan hilal ini menjadi pertimbangan penting dalam sidang isbat.
“Dari 34 provinsi yang telah kita tempatkan pemantau hilal, tidak ada satu pun dari mereka yang menyaksikan hilal,” jelasnya.***