
Jakarta (Riaunews.com) – Juru Bicara Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Masduki Baidlowi menyebut orang nomor dua di Indonesia itu telah meminta secara langsung agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin segera melobi pemerintah China berkenaan dengan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang belum disertifikasi lembaga kesehatan dunia (WHO).
Ma’ruf juga meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melobi pemerintah Arab Saudi agar bisa melonggarkan Sinovac sebagai syarat umrah.
Hal ini berkaitan dengan pemerintah Arab Saudi yang mulai mengizinkan ibadah umrah di tengah pandemi, dengan syarat calon jemaah harus telah divaksin dengan menggunakan vaksin yang disertifikasi WHO.
“Wapres meminta kepada Menkes yang untuk lobi baik ke pemerintah Arab Saudi atau China untuk segera melaksanakan secepat mungkin,” kata Masduki dalam keterangan video, Jumat (23/4/2021).
Hal ini, kata Masduki, agar vaksin yang telah digunakan Indonesia bisa lolos dalam syarat umroh di Arab Saudi.
“Itu yang diminta Wapres untuk dilobi ke Arab. begitu juga lobi ke pemerintah China, bagaimana pemerintah Indonesia mendorong kepada China agar lakukan proses secepatnya agar WHO berikan sertifikasi kepada vaksin sinovac,” kata dia.
Sehingga Ma’ruf kata Masduki ingin masyarakat Indonesia yang hendak melakukan ibadah umroh dan telah divaksin tak mengalami hambatan dan kendala lagi.
Bukan hanya kepada Budi, Ma’ruf kata dia juga mendorong agar Menag Yaqut bisa ikut mendorong pemerintah Arab supaya bisa memberi kelonggaran terkait ibadah umrah ini.
“Hal yang sama Wapres meminta agar intensif melakukan lobi pada pemrintah Arab kepada Menag. Menag sudah ikhtiar agar ada tim lebih intensif bekerja untuk itu,” katanya.
Pemerintah Arab Saudi memang tekah mulai mengizinkan ibadah umroh dilakukan di negaranya. Umroh dibatasi dengan sistem kuota.
Hanya saja, dalam pelaksanaanya, pemerintah Arab juga memberikan sejumlah syarat, salah satunya orang yang hendak melakukan ibadah umrah telah melaksanakan vaksinasi covid-19 dengan vaksin yang tersertifikasi WHO.
Indonesia meski telah menggelar vaksinasi, namun vaksin sinovac yang digunakan selama ini belum tersertifikasi WHO.