
Jakarta (Riaunews.com) – Bakal calon wakil presiden Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar mengatakan pihaknya terbuka mendapat dukungan dari kelompok apa saja, dengan syarat tetap berpegangan terhadap Pancasila.
“Pokoknya kita ingin dukungan dari setiap individu, warga bangsa yang memiliki hak pilih. Garis PKB jelas, tengah. No ekstrem kiri, no ekstrem kanan, tengah. Pancasila, yang mau ikut, ayo,” kata pilitisi yang biasa disapa Cak Imin ini usai acara parade dan apel Pancasila Sakti di Jakarta, Ahad (1/10/2023).
Hal tersebut disampaikan Cak Imin menjawab pertanyaan apakah kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) berharap mendapatkan dukungan dari Kelompok PA 212 di Pilpres 2024 nanti.
Ia mengatakan dirinya mengajak seluruh pihak untuk berdiri sejajar tanpa ada pihak yang menafikkan pihak lainnya.
Cak Imin menyampaikan perbedaan merupakan hal yang lumrah dalam politik Indonesia lantaran berplatform kebhinekaan.
Ia menegaskan PKB konsisten berada di tengah, tidak pada posisi baik ekstrem kiri maupun kanan.
“Jadi saya kira lambat laun semua akan ke tengah,” ucap dia, sebagaimana dilansir CNN Indonesia.
Selain itu, ia juga menerangkan pertemuannya dengan mantan petinggi FPI Habib Rizieq Shihab beberapa waktu lalu ialah untuk menjadi saksi pernikahan putri Habib Rizieq.
Cak Imin mengaku tidak ada pembahasan soal dukungan politik dalam pertemuan itu.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, Cak Imin bersama bakal capresnya Anies Baswedan bertemu dengan Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta, Rabu (27/9) malam.
Pengacara Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menjelaskan kedatangan Anies dan Cak Imin untuk bersilaturahmi dan memberikan selamat atas pernikahan putri Habib Rizieq Shihab yang bernama Fairuz Syihab beserta suami.
Aziz mengklaim belum ada pembahasan soal arah dukungan Habib Rizieq di Pilpres 2024 dalam pertemuan itu. Namun, ia membuka peluang akan ada pembicaraan soal dukungan.
“Belum ke arah sana, tapi bisa jadi nanti ada. Baru awalan. Awalan yang baik di hari yang baik dan momen yang baik. Semoga berjalan baik. Dan membawa kebaikan. Amin,” ujar Aziz.
Sementara itu, Ketua Majelis Syuro Persaudaraan Alumni 212 atau PA 212 Yusuf Martak mengatakan PA 212, GNPF Ulama, dan FPI menutup pintu untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Yusuf bercerita pengalaman Pilpres 2019 lalu kala mereka mendukung Prabowo. Namun, ia menganggap dukungan ulama, umat, hingga emak-emak ditinggal begitu saja oleh Prabowo usai Pilpres 2019 berakhir.
“Nampaknya Insya Allah begitu (tidak dukung Prabowo). Insya Allah nampaknya begitu. Mudah-mudahan,” kata Yusuf menjawab pertanyaan wartawan apakah tertutup untuk dukung Prabowo di Pilpres 2024 ketika ditemui di Menara Hijau, Jakarta, Rabu (20/9).***