Senin, 25 November 2024

Deddy Cobuzier Undang Pasangan Gay ke Podcast, Ketua MUI: LGBT Harus Diamputasi Bukan Ditoleransi

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Ketua MUI KH. Cholil Nafis.

Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Cholil Nafis angkat bicara terkait ramainya perseteruan di media sosial, akibat undangan podcast yang dihadiri oleh pasangan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di YouTube Deddy Corbuzier.

Cholil beranggapan, bahwa pasangan LGBT berangkat dari ketidaknormalan, sehingga harus diobati bukan dibiarkan seolah-olah menjadi toleransi bagi setiap kehidupan manusia saat ini.

“Saya masih menganggap LGBT itu ketidaknormalan yang harus diobati bukan dibiarkan dengan dalih toleransi,” kata Cholil dikutip oleh Akurat.co dari akun twitter pribadinya @cholilnafis, pada Senin (9/5/2022).

“Meskipun itu bawaan lahir bukan itu kodratnya. Manusia itu yang normal adalah laki berpasangan dengan perempuan begitu juga sebaliknya, ” tambahnya.

Di samping itu, ia berpesan agar masyarakat tidak ikut mempromosikan pasangan LGBT.

“Janganlah kita ikut menyiarkan pasangan LGBT itu,” ujarnya.

Kyai Cholil secara eksplisit menegur Deddy, lantaran telah membiarkan masuk pasangan LGBT untuk diwawancarai dalam podcast nya.

Menurutnya, secara hukum Islam tentu hal itu tidak dapat dibenarkan, dan perlu ditangani bukan diberi kewajaran atas dalih toleransi.

“Yang jelas pasangan itu sudah masuk podcast nya. Saya berharap yang punya podcast itu paham kalau Islam melarang dan mengutuk LGBT. LGBT itu harus diamputasi bukan ditoleransi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Deddy Corbuzier menjadi perbincangan publik, bahkan namanya menjadi Trending Topik Twitter. Hal ini terjadi usai artis berkepala pelontos itu mengundang pasangan LBGT (gay) Ragil Mahardika dan Frederik VollertRagil di podcastnya yang ditayangkan langsung di akun YouTube pribadinya pada Sabtu (7/5/2022).

Video berdurasi sekitar satu jam tersebut, mempertontonkan informasi seputar kehidupan dan hasrat seksual gay. Selain menuai kecaman, banyak warganet menilai hal tersebut tidak mengedukasi publik.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *