Selasa, 10 Desember 2024

Elektabilitas Ahmad Syaiku-Ilham Habibie di Pilgub Jabar Jeblok, Diduga Karena Gara-gara Anies

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Elektabilitas Ahmad Syaiku-Ilham Habibie di Pilgub Jabar anjlok. (Foto: Detik)

Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Firman Manan menduga ada faktor Anies Baswedan di balik sebagian pemilih PKS mendukung pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan di Pilgub Jabar.

Anomali di Pilgub Jabar tersebut berdasarkan dari hasil survei Litbang Kompas. Padahal PKS merupakan partai pengusung Ahmad Syaiku-Ilham Habibie, sehinggga kondisi ini menyebabkan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan semakin melesat.

Hasil survei Litbang Kompas itu elektabilitas Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina 4,1 persen, Jeje Wiradinata-Ronal Supradja 4,6 persen, Ahmad Syaiku-Ilham Habibie 9,0 persen, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan 65 persen, dan belum menentukan pilihan 17,3 persen.

“Kalau dugaan saya, salah satunya ada faktor Anies Baswedan karena cukup banyak pendukung PKS yang jadi loyalisnya mas Anies. Nah kalau kita lihat di Jawa Barat kemarin waktu Pilpres Mas Anies dapat suara sekitar 32 persen, jadi cukup besar sebetulnya kalau ceruk itu mau digarap,” ujar Firman saat dihubungi, Kamis (14/11/2024).

Kemudian pihaknya juga menduga, ada kekecewaan dari para pemilih PKS yang menjadi loyalis Anies, karena Anies Baswedan tidak kembali diusung PKS untuk maju di Pilkada Serentak 2024 ini usai dia kalah di Pilpres 2024 lalu.

“Kelihatannya ada kekecewaan, ketika kemudian PKS di Jakarta tidak mendukung Anies. Sehingga tentu saja itu bisa berpengaruh ke loyalis Anies yang ada di Jawa Barat,” katanya.

Hanya saja, kata Firman, pergerakan PKS ketika Pilgub Jabar untuk memenangkan calon yang diusungnya patut ditunggu. Sebab, biasanya PKS bergerak secara efektif di saat-saat terakhir seperti Pilgub Jabar tahun 2018.

“Kalau kita ingat tahun 2018, itu juga perlu ditunggu apakah itu kemudian memang PKS akan memainkan strategi yang serupa untuk kemudian bergerak secara efektif di saat terakhir,” ucap Firman.

Namun menurut Firman, PKS tetap sulit untuk mengejar elektabilitas dari Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan karena perbedaannya dengan Ahmad Syaiku-Ilham Habibie sangat jauh.

“Kalau 2018 walupun gak menang, tapi tipis cuma beda 4 persen dengan Ridwan Kamil. Tapi kalau kita ingat saat itu, Ridwan kamil elektabilitasnya di bawah 50 persen, nah itu saja tidak terkejar, apalagi sekarang posisi Dedi Mulyadi sudah 60 persen, ya berat ngejarnya,” katanya.

Sebelumnya, peneliti senior Litbang Kompas, Bestian Nainggolan mengatakan, dari 100 persen pemilih PKS, 58 persen di antaranya memilih Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar 2024 ini.

“Dalam sejarah Pilkada Jabar, tidak pernah PKS seperti ini,” ujarnya dalam Obrolan Newsroom Kompas.com beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, selama ini PKS dikenal sebagai partai paling loyal, bahkan dari survei yang pernah ada, pemilih PKS selalu memilih pasangan calon yang diusung partai tersebut, seperti saat Pilgub Jabar tahun 2008 lalu.

“Kalau di sini rendah, bisa jadi ada kejutan pada hari pencoblosan. Dugaan saya ada faktor loyalitas pemilih PKS,” kata Bestian.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan