Ankara (Riaunews.com) – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengaku sedih Turki mencetak buku khusus untuk anak-anak bergambar Nabi Muhammad.
Terlebih buku religi untuk anak-anak itu merupakan terbitan Kementerian Pendidikan Turki.
Meski larangan menggambar Nabi Muhammad tak secara nyata dijelaskan di Alquran, mayoritas ulama sepakat soal pelarangan ini. Aksi menggambar Nabi Muhammad pun dinilai sebagai penistaan agama.
Erdogan kemudian dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi memerintahkan dilakukan penyelidikan terhadap pihak yang dinilainya bertanggung jawab terhadap perilaku memalukan itu.
“Meski saya tidak memiliki pengetahuan secara langsung (atas insiden yang terjadi), saya sangat sedih karena itu terjadi di bawah administrasi yang masih menjadi tanggung jawab saya,” tutur Erdogan seperti dikutip dari AFP.
“Kami akan bertindak apa yang diperlukan tentang situasi ini. Tak ada alasan untuk melakukan tindak lanjut sampai yang bertanggung jawab mendapat konsekuensinya,” ia menambahkan.
Dalam buku anak-anak itu, digambarkan seorang pria berjenggot mengenakan sweater dan celana panjang berwarna merah tua mengumpulkan anak-anak perempuannya dari bus sekolah.
Para warga di wilayah Suriah utara di bawah kendali Turki termasuk kota Al-Bab, telah menyerukan protes. Sedangkan di kota Jarablus, para penduduknya membakar salinan buku tersebut.***