Pekanbaru (Riaunews.com) – Swedia saat ini sedang menjadi sorotan dunia, terutama dari umat Muslim. Apalagi kalau bukan pemerintah setempat yang mengizinkan aksi pembakaran kitab suci agama Islam, Alquran, dibakar.
Aksi pembakaran Alquran tersebut dilakukan oleh pemimpin partai sayap kanan di Swedia, Rasmus Paludan (41), di luar kedutaan Turki di Stockholm, Sabtu (21/1/2023).
Pemerintah setempat beralasan pembakaran tersebut sebagai bentuk kebebasan ekspresi dan berpendapat di alam demokrasi.
Tentu saja hal tersebut tidak dapat diterima umat Islam sehingga mendapat kecaman luas.
Anggota DPR RI Fadli Zon termasuk salah satu yang bersuara lantang mengecam pemerintah Swedia membiarkan aksi penistaan terhadap agama tersebut.
Menurut Fadli, Swedia munafik dan telah memperlihatkan standar ganda dalam membuat kebijakan.
“Standar ganda n kemunafikan Swedia seolah memberi ruang bagi kebebasan berekspresi dg mengizinkan pembakaran al Qur’an. Tapi “menghina” Anne Frank, Yahudi korban Nazi, diberi sanksi,” cuit Fadli Zon di akun media sosial Twitternya yang dipantau Riaunews.com, Senin (23/1/2023).
Standar ganda n kemunafikan Swedia seolah memberi ruang bagi kebebasan berekspresi dg mengizinkan pembakaran al Qur’an. Tapi “menghina” Anne Frank, Yahudi korban Nazi, diberi sanksi. https://t.co/vgBh6fY1RV
— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) January 23, 2023
Pada pertengahan Oktober 2022 lalu, seorang media Demokrat Swedia Rebecca Fallenkvist telah diskors oleh partai sayap kanan karena membuat komentar dinilai merendahkan Anne Frank .
Dilansir The Guardian, dalam postingan Instagram yang kini telah dihapus, Fallenkvist, menyebut penulis The Diary of a Young Girl berdarah Yahudi itu “tidak bermoral”.
Postingan Fallenkvist yang merupakan seorang kepala program televisi berusia 26 tahun untuk Demokrat Swedia, memicu reaksi keras dari kelompok-kelompok Yahudi dan duta besar Israel, Ziv Nevo Kulman, yang men-tweet: “Saya mengutuk keras penghinaan yang tercela ini, tidak menghormati ingatan. dari Anne Frank.”
Direktur media Demokrat Swedia, Oskar Cavalli-Bjorkman, mengatakan kepada kantor berita Swedia TT bahwa partainya akan menganggap serius komentar “tidak sensitif dan tidak pantas” dari Fallenkvist dan meluncurkan penyelidikan internal.
Dikutip dari Wikipedia, Annelies Marie “Anne” Frank adalah seorang pengarang dan penulis buku harian. Ia adalah salah seorang Yahudi korban Holokaus yang paling sering dibicarakan.
Buku harian yang ditulisnya pada masa perang, The Diary of a Young Girl, telah diadaptasi menjadi sejumlah drama dan film.
Lahir di kota Frankfurt di Republik Weimar, ia menjalani sebagian besar masa hidupnya di Amsterdam, Belanda. Lahir sebagai warga negara Jerman, Frank kehilangan status kewarganegaraannya pada tahun 1941.
Pasca kematiannya, ia meraih ketenaran internasional setelah buku hariannya diterbitkan. Buku harian tersebut mengisahkan pengalamannya bersembunyi ketika Jerman menduduki Belanda semasa Perang Dunia II.***