Selasa, 17 September 2024

Fadli Zon skakmat Sukmawati yang sebut PKI berideologi Pancasila

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Fadli Zon di ILC tvOne
Anggota DPR RI Fadli Zon saat tampil di ILC tvOne.

Jakarta (Riaunews.com) – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, membeberkan kesalahan pemahaman putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri, yang menyebut kalau Partai Komunis Indonesia (PKI) dulu berideologi Pancasila.

Fadli yang merupakan magister sejarah dan telah mewawancarai korban serta pelaku peristiwa itu menjelaskan, bahwa PKI melakukan pemberontakan sejak 1948. Terutama dimulai dengan hadirnya Muso, dan dibantu oleh Belanda.

Baca: Sukmawati Soekarnoputri sebut PKI dulu berideologi Pancasila

Ia mengatakan, pada dasarnya PKI memang selalu menusuk dari belakang. Sebab, saat pemerintahan Soekarno-Hatta mempersiapkan agresi Belanda kedua, PKI malah membuat pemberontakan.

“Tiba-tiba 18 September tentu dimulai kerusuhan-kerusuhan di Solo Yogyakarta, dideklarasilah Soviet Madiun, dimulai Muso. Muso sebelumnya datang dibantu Belanda bisa masuk ke Indonesia,” kata Fadli Zon dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) TvOne, Selasa (29/9/2020) malam.

Dia mengatakan, ada peran Belanda dari masuknya Muso yang merupakan tokoh awal PKI, dari Moskow. Menurut Fadli, PKI saat itu penasaran karena tidak terlibat dalam kemerdekaan Indonesia. Beda dengan tokoh-tokoh nasionalis dan Islam, yang berjuang untuk kemerdekaan bangsa.

Bahkan, kata Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu, PKI di bawah Muso menyebut kalau proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai revolusi borjuis. Dan memang ingin melakukan koreksi terhadap proklamasi oleh Soekarno dan Hatta.

Datangya Muso dengan pemberontakan seperti di Madiun Jatim 1948, menurut Fadli, adalah karena ingin mengoreksi proklamasi. Dia mengecam Bung Karno hingga Bung Hatta. Ia mengatakan, hal itu jelas-jelas dikatakan Muso dalam karyanya Jalan Baru Indonesia.

Baca: KAMI jelaskan pola PKI gaya baru yang muncul saat ini

Bahkan, lanjut Fadli, Muso mengakui bagaimana ideologi PKI. Bukan Pancasila seperti yang disebutkan oleh Sukmawati Soekarnoputri.

“Dan jelas-jelas di situ Bu Sukma mengatakan bahwa ideologi dari PKI itu Marxisme, Leninisme. Baca buku Jalan Baru untuk Indonesia, itu (ideologinya) Marxisme-Leninisme, bukan Pancasila,” tegas Fadli.

Atas aksi Muso itu, kata Fadli, Soekarno langsung berpidato dengan mengatakan bahwa gerakan itu sebagai upaya mengambil alih kekuasaan.

“Dan Bung Karno mengatakan di akhir, pilih Soekarno-Hatta atau pilih Muso. Kemudian Muso menjawab dengan menghina Bung Karno berkali-kali, dia mengatakan bahwa pemerintahan pendudukan Jepang telah menjadi tukang jual romusa,” beber Fadli.

Dilansir Viva, termasuk menuding Soekarno dan Hatta sebagai budak imperialisme. Fadli mencatat, setelah persoalan itu memang tidak tuntas diberantas, karena bangsa sedang menghadapi masalah agresi II Belanda. Tapi menurutnya, akan selalu ada keinginan untuk kembali bagi PKI. Dan itu yang terjadi hingga PKI ikut pemilu pertama tahun 1955.

Baca: Lupakan DN Aidit, ini dedengkot PKI yang pernah terima mandat langsung dari Stalin

“PKI dalam kongres kelima itu membuat sebuah program metode kombinasi tiga bentuk perjuangan. Yaitu perang gerilya di desa, melawan setan-setan kota diburu, dan ketiga infiltrasi ke kalangan ABRI. Dan itulah buahnya beberapa tahun kemudian dan banyak teror sepanjang 57-58 sampai 65,” jelasnya.

Sebelumnya, putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, yakni Sukmawati Soekarnoputri, mengatakan berdasarkan informasi yang ia dapatkan dari tokoh Partai Nasional Indonesia (PNI) bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) tak menolak ideologi Pancasila. Bahkan, ia menyebut PKI dulu juga menganut ideologi Pancasila.

“Menurut senior tokoh PNI yang memberikan info atau ilmu, mereka mengatakan PKI tak menolak Pancasila. PKI ideologi apa sih? Ideologinya Pancasila. Itu dari tokoh senior yang sudah tak ada. Jadi kenapa jadi masalah,” ujar Sukmawati dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di acara yang sama.***

https://www.youtube.com/watch?v=PkFm2l8CJGw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *