Sabtu, 14 Desember 2024

Fakta-Fakta Guru Cirebon Dipecat Usai Kritik Ridwan Kamil di Instagram

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Guru SMK di Cirebon Muhammad Sabil (kanan) dipecat gara-gara mengkritik Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengenakan jas kuning saat zoom meeting dengan sejumlah siswa.

Cirebon (Riaunews.com) – Muhammad Sabil dipecat dari tempatnya mengajar. Guru SMK di Cirebon ini mendapat sanksi yang berat usai melontarkan kritikan kepada Ridwan Kamil di Instagram pribadi Gubernur Jawa Barat tersebut.

Berikut rangkuman detikJabar mengenai 7 fakta guru Cirebon dipecat usai kritik di Instagram Ridwan Kamil, dikutip dari DetikJabar:

Kritik soal Baju Partai

Kejadian ini berawal saat Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil itu mem-posting salah satu kegiatannya dalam akun Instagram pribadi miliknya pada Selasa (14/3/2022).

Saat itu, Ridwan Kamil mengunggah posting-an ketika dirinya tengah berkomunikasi dengan para siswa SMP di Tasikmalaya secara daring. Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil memberi apresiasi kepada para pelajar yang rela urunan membelikan sepatu untuk salah satu temannya.

Saat melakukan percakapan dengan para siswa yang dilakukan secara daring itu, Ridwan Kamil nampak mengenakan jas berwarna kuning. Hal ini lah yang kemudian memicu Muhammad Sabil, seorang guru salah satu SMK di Cirebon menuliskan komentar pada posting-an Ridwan Kamil.

Dalam komentarnya, Muhammad Sabil mempertanyakan posisi Ridwan Kamil saat berkomunikasi dengan para siswa SMP di Tasikmalaya tersebut. Sebab, Sabil menilai, dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil seolah membawa unsur politis ke lingkungan sekolah.

“Awalnya saya memberikan komentar dalam posting-an Ridwan Kamil saat beliau sedang zoom meeting dengan SMP di Tasikmalaya perihal anak-anak sekolah yang patungan sepatu untuk salah satu temannya. Dalam zoom meeting itu, saya lihat beliau menggunakan jas kuning. Akhirnya saya terpicu untuk komentar,” kata Sabi di Cirebon, Rabu (15/3/2023).

“Komentar saya, lebih kurangnya adalah, maneh (kamu) dalam posisi apa? Sebagai Gubernur, kader partai, atau sebagai pribadi Ridwan Kamil. Saya cuma posting (komentar) itu,” kata dia.

Dihujat Netizen

Usai melontarkan pertanyaan pada posting-an Ridwan Kamil itu, komentarnya pun banyak mendapatkan balasan. Baik balasan dari Ridwan Kamil maupun balasan dari netizen.

“Ternyata komentar saya di-pin menjadi komentar dengan urutan teratas. Memang dibalas juga oleh Ridwan Kamil, dengan balasan ‘menurut maneh kumaha’ (menurut kamu gimana)?”kata Sabil.

Sekitar kurang lebih satu jam setelah berkomentar dalam posting-an Ridwan Kamil, Sabil sendiri mengaku kaget. Sebab, saat ia membuka kembali akun Instagramnya, Sabil mendapat banyak notifikasi.

Ia mengaku mendapat banyak hujatan dari netizen usai berkomentar dalam posting-an Ridwan Kamil. Tidak hanya kepada dirinya, hujatan dari netizen juga bahkan turut merambat ke lembaga sekolah tempat Sabil bekerja.

“Saya nggak nyangka bakalan begini. Karena banyak netizen yang nge-tag lembaga tempat saya bekerja yaitu sekolahan, akhirnya saya memutuskan untuk me-remove (hapus) komentar saya pada posting-an Ridwan Kamil. Karena banyak komentar negatif dari netizen. Saya nggak mau menjatuhkan nama baik lembaga pendidikan saya,” kata dia.

RK DM Akun Instagram Sekolah

Akibat dari komentarnya itu, Sabil juga mengaku mendapat informasi jika akun Instagram Ridwan Kamil mengirimkan pesan langsung (direct message) ke akun Instagram milik sekolah tempatnya bekerja.

“Akun RK men-DM ke akun lembaga sekolah saya. Akun RK ngasih tahu screenshot komentar saya. Terus dia nanya ‘guru itu seperti apa? Seperti ini kah guru?” ujar Sabil.

Usai mendapat DM dari akun Instagram milik Ridwan Kamil, pihak sekolah tempat Sabil bekerja pun kemudian melakukan rapat untuk menindaklanjuti persoalan tersebut. Di hari yang sama, pihak sekolah pun mengeluarkan surat keputusan pemecatan kepada Muhammad Sabil.

Alasan Pakai Kata Maneh

Sabil sendiri mengaku tidak bermaksud berlaku tidak sopan saat berkomentar pada posting-an Ridwan Kamil. Menurut Sabil, kata maneh yang disampaikan dalam komentar tersebut karena ia menilai Ridwan Kamil sebagai sosok yang supel dan mudah akrab dengan warganet.

“Saya menggunakan kata maneh juga dengan pertimbangan kalau Ridwan Kamil itu kan orangnya cepat akrab dengan followers,” ucapnya.

Dia mengaku sudah diberhentikan dari tempatnya dia mengajar. Dia juga sudah mendapat surat pemberhentiannya. “Surat pemecatan itu dibuat tertanggal kemarin (14 Maret 2023). Tapi suratnya baru saya terima hari ini,” ujar Sabil.

Respons Ridwan Kamil

Menanggapi polemik ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat bicara. Pada dasarnya, dia memperbolehkan siapapun berkomentar atau mengkritiknya, asalkan bahasa yang digunakan sopan.

“Saya tidak melakukan apa-apa yah. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik boleh-boleh aja, saya kan selalu menjawab. Kalau kritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan. Itu saja,” ujar pria yang akrab disapa Kang Emil ini kepada awak media di sela kunjungan kerjanya di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Rabu (15/3/2023).

Emil tidak tahu tindakan atau sanksi seperti apa yang diberikan pihak sekolah kepada guru tersebut. Mengingat, hal itu di luar kewenangannya. Kendati begitu, Emil menyarankan cukup diberikan teguran. “Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, itu di luar kewenangan saya. Baiknya sih ditegur saja,” ucapnya.

Jadi Edukasi untuk Netizen

Saat disinggung mengenai komentar guru tersebut disematkan Ridwan Kamil, Emil mengaku hal tersebut sebagai bentuk edukasi. “Kalau saya nge-pin itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang-kadang komennya tidak pakai fakta,” kata dia.

Tujuan edukasi tersebut, kata Emil, agar komentar semacam itu tidak ditiru oleh orang lain. “Saya tanya ke Akang, kita mengizinkan enggak orang berkata kasar, misalkan gitu, kan nggak. Nantikan ditiru, makannya diedukasi,” ujar Emil.

Emil menegaskan saat seseorang berkomunikasi memakai bahasa Sunda sebaiknya melihat kembali undak-usuk atau aturan dalam bahasa tersebut.

Disdik Tak Sarankan Sanksi Pemecatan

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat Wahyu Mijaya pun merespons hal itu. Ia memastikan, Disdik tidak pernah menyarankan Sabil dipecat atau bahkan dihapus Dapodik-nya secara permanen.

“Kalau dari kami itu tidak menyarankan hanya karena komentar IG dengan bahasa yang tidak sopan, kemudian sampai pemecatan, itu tidak. Kami tidak sampai menyarankan ke situ,” kata Wahyu saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (15/3/2023).

“Nah yang harus dikomunikasikan lebih lanjut, apakah ada hal yang lain di luar terkait dengan komentar terhadap IG-nya tersebut. Maksudnya hal lain tentang pembelajarannya, perilakunya atau tentang apapun, nah itu mungkin yang harus didalami,” ucapnya menambahkan.

Wahyu menegaskan, Disdik Jabar tidak pernah menyarankan Sabil untuk dipecat dari sekolahnya. Ia lantas membuktikan bahwa Dapodik Sabil saat ini masih tercatat dalam data Kementerian Pendidikan.

“Kalau dari sisi komentar, kami tidak menyarankan yang bersangkutan ini dipecat. Sebagai bukti kalau misalnya kita tidak melakukan itu, sampai saat ini data dapodik yang bersangkutan itu masih tetap ada di kami. Jadi tidak ada kami mengeluarkan data dapodik itu dari sisi kami, tidak ada, data dapodiknya tetep ada di kami,” terangnya.

Wahyu lantas menjelaskan posisi Disdik mengenai polemik yang terjadi ini. Kata dia, Disdik punya kewajiban untuk membina para tenaga pendidik di bawah kewenangannya, termasuk untuk mengingatkan Sabil mengenai komentarnya yang sudah dikategorikan tidak sopan sebagai tenaga pengajar.

“Jadi ketika terjadi seperti yang diketahui, kewajiban kami pasti mengingatkan melalui cabang dinas. Mengingatkan, bahwa setiap pendidik, kritisilah kami tidak ada masalah, karena pasti kritik, saran itu untuk kebaikan. Tapi kami mohonkan itu menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Nah posisi di kami sebetulnya sampai di situ, mengingatkan itu,” pungkasnya.***


Eksplorasi konten lain dari Riaunews

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

 

Tinggalkan Balasan