Hasto Adakan Sayembara Ukur Kinerja Jokowi Vs SBY, Rocky Gerung: Ajaib, PDIP Mau Putar Balik Fakta

Rocky Gerung.

Jakarta (Riaunews.com) – Pemerhati sosial dan politik Rocky Gerung menuding bahwa upaya PDIP menggelar sayembara untuk mengukur kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah sesuatu yang ajaib.

Rocky mengaku heran dengan langkah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka beasiswa tersebut. Pasalnya, sejumlah data menunjukkan capaian SBY semasa menjadi Presiden lebih baik ketimbang Jokowi. Dia oleh karena itu curiga, bahwa hasil sayembara itu digunakan untuk memutarbalikkan data capaian dua presiden itu.

“Jadi ajaib PDIP, mengajukan semacam sayembara untuk membalik data itu,” kata Rocky di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (28/10/2021).

Diwartakan CNN Indonesia, akademisi itu mengutip sejumlah data yang menunjukkan bahwa capaian Presiden SBY jauh di atas Jokowi. Misalnya, ruang fiskal di masa SBY yang naik hingga 200 persen, jauh di atas Jokowi yang hanya naik 20 persen.

Ruang fiskal secara umum adalah sisa dana dari anggaran yang sudah ditetapkan peruntukan sebelumnya.

Kemudian, angka kemakmuran di masa SBY, sambung Rocky, juga naik mencapai 200 persen, unggul dari Jokowi yang berada di angka 20 persen. Rocky menerangkan bahwa data-data itu tercatat secara internasional, termasuk di Bank Dunia.

“Jadi anda bayangkan kepanikan dari partai pelapor ini, terhadap keadaan rakyat Indonesia sehingga Hasto kepaksa bikin sayembara, beasiswa. Tentu dengan maksud agar data itu berubah,” katanya.

Rocky turut menyinggung pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut bahwa utang pemerintah saat ini merupakan warisan dari pemerintahan sebelumnya. Menanggapi hal itu, Rocky menilai pernyataan Sri Mulyani tak keliru.

Namun, logika demikian menurut dia juga harus dirunut, sehingga utang di masa SBY juga utang di masa Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto sebelumnya menawarkan beasiswa bagi pihak yang ingin melakukan kajian akademis untuk membandingkan kinerja antara Presiden Jokowi dan SBY.

Menurut Hasto, diperlukan kajian akademis agar perbandingan kinerja antara SBY dan Jokowi menjadi objektif dan tidak saling klaim saja. Tawaran Hasto merespon sindiran Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani yang menilai dirinya tertidur selama kepemimpinan SBY.

“Sebenarnya yang paling objektif kalau dilakukan kajian akademis, dengan menggunakan mix method,” jelasnya kepada wartawan di Kantor PDIP Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (23/10).***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *