Jakarta (Riaunews.com) – Presiden Joko Widodo kembali bikin heboh. Kali ini, terkait dengan larangan pemerintah agar orang yang merayakan Lebaran tidak mudik atau merayakan Lebaran di kampung halaman.
Larangan mudik ini merupakan bagian dari upaya mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
“Sebentar lagi Lebaran. Karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama,” ujar Jokowi yang tampil dengan kemeja putih lengan panjang dibalut jaket bomber berwarna hijau lumut tua.
Sampai di sini tidak ada masalah.
Persoalan muncul ketika Jokowi mencoba untuk mensugesti masyarakat yang merayakan Lebaran dan ingin merayakannya di kampung halaman. Katanya, kerinduan pada makanan khas daerah dapat dilakukan dengan memesan makanan tersebut secara online.
Lalu Jokowi menyebut nama sejumlah makanan, termasuk bipang atau babi panggang Ambawang.
“Bagi saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah, atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan Gudeg Jogja, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Pempek Palembang, Bipang Ambawang dari Kalimantan dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah,” ujar Jokowi.
Nah yang menjadi persoalan adalah Bipang Ambawang, kuliner terkenal dan andalan dari Kecamatan Ambawang di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kuliner ini menyajikan babi yang dipanggang sedemikian rupa sehingga menghasilkan tekstur daging yang khas dan kering.
Babi yang dipanggang untuk bipang Ambawang ini biasanya adalah babi muda yang usianya antara 3 sampai 9 bulan.
Kontan saja pidato Jokowi tersebut menjadi sorotan dan membuat heboh, karena Muslim mengharamkan babi dalam bentuk olahan apapun.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.