Jakarta (Riaunews.com) – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dikritik karena pernyataannya terkesan membandingkan antara korban kematian kasus Corona dengan kecelakaan. Pernyataan Mahfud ini dinilai ada-ada saja tak tepat.
Salah satu kritikan disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Jansen Sitindaon. Ia heran dengan pendapat Mahfud yang notabene seorang Menko Polhukam.
“Ada² aja. Aku pikir pendapat² begini udah lama hilang. Ternyata masih ada dan diproduksi juga,” tulis Jansen di akun Twitternya, jansen_jsp yang dikutip pada Rabu (27/5/2020).
Baca: Akui corona buat pemerintah pusing, Mahfud MD: Terlalu banyak kebijakan yang tidak sinkron
Jansen mempertanyakan maksud Mahfud karena kecelakaan jelas berbeda dengan kasus Corona. Selain tak menular, kecelakaan juga tak membuat masyarakat jadi korban pemutusan hubungan kerja atau PHK.
“Kecelakaan itu nular gak pak @mohmahfudmd? Perlu PSBB gak? Membuat PHK gak? Sampai perlu buat Perpu agar defisit boleh lampaui 3 porsen gak? Dan lain lain,” tambah Jansen.
Melansir Vivanews, pemilik akun @Sabarsirait87 juga ikut menyampaikan kritikan ke Mahfud. Ia menyinggung pernyataan Mahfud yang merupakan seorang tokoh bergelar profesor.
Baca: Mahfud minta maaf soal pernyataannya, Netizen tak percaya lagi
“Sayang pak gelar Profesor nya, kalau cakap ginian aja gak perlu sekolah tinggi2 pak sampai ke Profesor. Sayang pak perjuangan slama ini, di masa tua cuma ngumpulin rekam jejak yg jelek,” tulis @Sabarsirait87.
Sayang pak gelar Profesor nya, kalau cakap ginian aja gak perlu sekolah tinggi2 pak sampai ke Profesor. Sayang pak perjuangan slama ini, dimasa tua cuma ngumpulin rekam jejak yg jelek..
— Sabarsirait (@Sabarsirait87) May 26, 2020
Sebelumnya, sebagian netizen yang kerap mengkritik pemerintahan Jokowi di media sosial memviralkan tagar kecelakaan sebagai respons pernyataan Mahfud. Tagar ini sempat trending di Twitter pada Selasa malam, 26 Mei 2020 sekitar pukul 22.00 WIB.
Menko Polhukam Mahfud MD menyampaikan agar masyarakat tak perlu takut berlebih terkait Corona Covid-19. Ia mengatakan demikian saat acara Halal Bihalal Keluarga Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta secara virtual pada Selasa, 26 Mei 2020.
Mahfud pun mengatakan data angka kematian karena Corona justru lebih kecil daripada kematian karena kecelakaan lalu lintas. “Yang mati karena Corona, dari tanggal 1 Januari sampai dengan akhir April, 131 hari itu, sehari rata-rata cuma 17,” kata Mahfud.
Baca: Disindir “masjid ditutup tapi mal dibuka”, Mahfud: Yang ngomong orangnya MUI, bukan MUI
Dia menambahkan, kecelakaan lalu lintas sembilan kali lebih banyak dari korban meninggal akibat Corona. Hal serupa pun disebutnya untuk penyakit AIDS, diare yang menelan korban hingga 560 ribu dalam 132 hari hingga kanker yang merenggut hingga tiga juta nyawa.
“Maksud saya, saudara jangan anggap enteng Corona. Tapi juga jangan takut betul,” ujarnya.
Lagipula, kata dia, pemerintah sejauh ini juga sudah berupaya dalam penanganan Corona. Ia bilang pemerintah serius sejak awal dalam kasus Corona muncul di Tanah Air.***
Eksplorasi konten lain dari Riaunews
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.