Senin, 25 November 2024

Menyesal unggah postingan bertagar #IndonesiaButuhKerja, Ardhito Pramono minta maaf dan kembalikan bayaran

Ikuti Riaunews.com di Google Berita
 
Arditho Pramono, musisi yang pernah mengunggah postingan bertagar #IndonesiaButuhKerja.

Jakarta (Riaunews.com) – Sejumlah publik figur diketahui menjadi influencer RUU Cipta Kerja menuai kontroversi di masyarakat. Mereka membuat sebuah konten dengan hashtag #IndonesiaButuhKerja.

Salah satu yang sudah angkat bicara yakni seorang musisi bernama Ardhito Pramono. Ia pernah mengunggah sebuah foto di akun Instagramnya dengan caption yang menyuguhkan kalimat #IndonesiaButuhKerja.

Baca: Sindir selebriti yang jadi buzzer Omnibus Law Cipta Kerja, Revina VT: Lo ga paham!

“Kegiatan saat dirumah doang. Jadi kangen kerja, gue butuh kerja, lo butuh kerja #IndonesiaButuhKerja,” tulis Ardhito.

Ramainya pembahasan ini membuat Ardhito Pramono mengklarifikasi terkait dirinya yang dianggap mendukung RUU Cipta Kerja.

“Betul bahwa saya menerima brief untuk ikut dalam kampanye tagar #IndonesiaButuhKerja dan menerima bayaran. Seperti kerjasama saya dengan sebuah brand. Namun dalam brief yang saya terima dari publicist saya, tidak ada keterangan tentang Omnibus Law. Apakah saya bertanya sebelumnya? Ya, saya bertanya,” kata @ardhitoprmn di Twitter, Jumat (14/8/2020).

Sebelum menerima sebuah brand ini, Ardhito juga sempat mempertanyakan apakah brand atau kampanye ini untuk kepentingan politik.

“Saya bertanya apakah ada kepentingan politik tertentu? Jawaban publicist saya; Tidak, tujuannya hanya membuat tenang di tengah pandemic karena akan adanya lapangan pekerjaan nantinya. Saya diminta membuat tulisan sesuai dengan harapan saya,” kata dia.

“Saya juga bertanya, apakah ada hubungan dengan omnibus law? Jawabannya, tidak ada. Saya bertanya karena saya hanya musisi, gak paham politik dan tidak punya pengetahuan akan isu-isu tersebut sehingga saya tidak ingin digiring ke ranah yang tidak saya pahami,” sambungnya.

Baca: Pengakuan buzzer yang dibayar untuk dengungkan Omnibus Law Cipta Kerja

Setelah ramai, Ardhito pun meminta maaf atas ketidaktahuannya terhadap mereka yang sedang berjuang menolak rancangan undang-undang yang dianggap akan merugikan pekerja, petani, dan rakyat kecil itu.

“Atas ketidaktahuan dan seakan seperti nirempati pada mereka yang sedang memperjuangkan penolakan terhadap RUU ini, saya mohon maaf. Ke depan saya akan berusaha lebih berhati-hati dan peduli. Saya musisi. Bukan buzzer. Saya ingin memiliki pengaruh, tapi melalui musik yang saya buat. Terima kasih,” katanya.

“Atas permintaan maaf ini, hari ini saya sudah meminta publicist saya untuk mengembalikan pembayaran yang saya terima dari memposting tagar #IndonesiaButuhKerja,” tulisnya.

sebelumnya, Politisi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera menanggapi fenomena banyaknya influencer dan artis yang mengkampanyekan rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja dengan sangat masif.

“Buat saya ini pembodohan publik. Harusnya dijelaskan apa isi RUU, apa dampaknya secara jujur kepada masyarakat,” ujar Mardani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Berbeda dengan cara sebuah media menyampaikan informasi, influence ataupun artis hanya menyampaikan cara pandangnya secara sepihak terhadap RUU kontroversi tersebut.

“Ini sesuatu yang sangat berbahaya ketika muatan RUU Cipta Kerja tidak disampaikan secara lugas kepada masyarakat. Apa saja dampaknya? Tiba-tiba sudah ada, quote and unquote, buzzer yang mendukung,” ungkapnya miris.

Baca: Komnas HAM sindir artis dan influencer yang endorse Omnibus Law Cipta Kerja

Selama penyampaian ihwal RUU Cipta Kerja dilakukan searah, tanpa ada perbandingan cara pandang atau bahkan disertai data, kata Mardani, influencer itu setara dengan buzzer.

“Saya melihatnya kalau tidak punya data, tidak berbeda dengan buzzer,” tegasnya.***

Sumber: RMOL
Editor: Ilva

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *