![](https://riaunews.com/wp-content/uploads/2025/02/militer-israel.jpg)
Jalur Gaza (Riaunews.com) – Seorang pejabat Hamas mengatakan pasukan Israel telah menarik diri sepenuhnya dari jalan strategis di Jalur Gaza pada Ahad (9/2/2025). Hal ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang menurut Israel sedang dilaksanakan.
AFP memberitakan seorang pejabat dari kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas mengatakan, “Pasukan Israel telah membongkar posisi mereka… dan sepenuhnya menarik tank mereka dari Koridor Netzarim di Jalan Salaheddin, yang memungkinkan kendaraan untuk lewat dengan bebas di kedua arah.”
Berdasarkan laporan jurnalis AFP di lokasi, tidak ada pasukan di area tersebut. Sementara itu ada pemandangan mobil, bus, truk pikap dan kereta keledai melaju ke utara dan selatan di sepanjang jalan tersebut.
Para warga Palestina dapat menyeberangi Koridor Netzarim, lokasi pos pemeriksaan Israel dulu berdiri.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan penarikan pasukan Israel dari Netzarim telah dijadwalkan pada Ahad berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Ketika ditanya tentang penarikan pasukan, seorang pejabat keamanan Israel yang meminta anonim mengatakan mereka sedang mempersiapkan untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata sesuai dengan pedoman eselon politik.
Penarikan pasukan ini terjadi setelah badan pertahanan sipil Gaza mengatakan pasukan Israel menembak mati tiga warga sipil di Kota Gaza di utara Netzarim pada Ahad. Sementara militer Israel mengatakan mereka melepaskan “tembakan peringatan” dan mengenai warga Palestina yang telah mendekati pasukan.
Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, dan gencatan senjata yang disepakati sebelum pelantikan Presiden AS Donald Trump sebagian besar telah menghentikan pertempuran.
Meski sudah sepakat gencatan senjata, ketegangan diplomatik meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa negara Palestina dapat didirikan di wilayah Saudi, yang memicu kemarahan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.***