Jakarta (Riaunews.com) – Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais mewanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dan, seperti biasa Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin pun pasang badan membela bosnya tersebut.
Ngabalin mengatakan, di mata Amien Rais, semua tentang Jokowi dianggap tidak baik. Menurutnya, Amien Rais tak pernah puas dengan semua yang dilakukan Jokowi.
“Ya kalau pandangan Pak Amien itu apa yang baik dari Pak Jokowi, semuanya tidak baik. Semua tidak ada yang elegan, semua tidak elegan di mata Pak Amien kan begitu. Tidak ada yang baik di mata Pak Amien itu, dari seorang Jokowi. Saya tidak tahu sampai di mana ketidakpuasan Pak Amien itu di mana, saya tidak tahu,” kata Ngabalin saat dihubungi, Jumat (21/5/2021).
Ngabalin pada prinsipnya tak mempersoalkan kritik Amien Rais yang ditujukan kepada Presiden Jokowi. Namun, jika memang ada kata-kata yang dianggap tidak sesuai, Ngabalin menyerahkan semuanya kepada publik untuk menilai.
“Tetapi kalau ada beberapa diksi yang dipakai oleh Pak Amien terkait kegentingan negara, membandingkan dengan periode-periode lalu kemudian soal nepotisme atau juga termasuk dengan ada para oligarki yang sontoloyo itu katanya, kalau itu kan biarlah publik yang menilai apakah pernyataan itu tepat keluar dari pernyataan Pak Amien Rais atau tidak. Kita serahkan kepada kepada publik,” ujar Ngabalin.
Ngabalin juga menyindir Amien Rais yang membandingkan kondisi saat ini lebih genting dibandingkan era Reformasi. Dia meminta Amien Rais tak berprasangka buruk.
“Lebih gawat karena Pak Amien tidak ada kekuasaan lagi, itu lebih gawat. Jadi kalau saya selalu menggunakan prejudice itu artinya jangan mengungkapkan sangkaan-sangkaan jelek. Sebagian dari prasangka itu berdoa karena Firman Allah SWT, Pak Amien tahu itu,” ujar Ngabalin.
Terkait sorotan terhadap anak dan menantu Presiden Jokowi yang menjadi wali kota, Ngabalin menilai Amien Rais tidak bijak. Menurut Ngabalin, semua orang mempunyai hak untuk mencalonkan diri di alam demokrasi.
“Jadi kalau Pak Amien menyebutkan terkait dengan anak dan menantu Pak Presiden dalam alam demokrasi ini kemudian harus menjadi sorotan Pak Amien, saya kira tidak terlalu arif itu. Karena semua orang punya hak orang politik dalam demokrasi, lagian anak dan menantu yang maju calon wali kota dan sekarang menjadi wali kota, adakah indikasi intervensi kekuasaan, adakah intervensi kekuasaan yang ikut mendorong itu harus dibuktikan supaya tidak terjadi tuduhan balik kepada Amien Rais sebagai menyebarkan fitnah, karena tidak bagus bagi ruang publik,” papar Ngabalin.
Wanti-wanti Amien Rais
Wanti-wanti Amien Rais itu disampaikan dalam acara ‘Merawat Reformasi’ yang ditayangkan di akun YouTube-nya seperti dilihat, Jumat (21/5/2021). Amien Rais mengingatkan Jokowi agar tidak mengakhiri periode pemerintahannya dengan kurang elegan.
Amien Rais mulanya berbicara panjang lebar mengenai proses reformasi 23 tahun lalu. Dia kemudian membandingkannya dengan kondisi saat ini. Menurut Amien Rais, kondisi sekarang jauh lebih genting.
“Korupsi, kolusi, nepotisme yang sekarang ini menurut saya lebih gawat lagi. Korupsinya juga masih luar biasa, malah KPK dipreteli kemampuannya. Kemudian kolusi juga penguasa-penguasa itu sudah menjadi sangat kuat, bahkan pengusahanya itu mendikte penguasa. Bisnis mendikte politik. Nepotismenya juga nggak ketulungan. Anak Pak Jokowi jadi wali kota, tanpa ada resistensi, kemudian yang menantunya juga, luar biasa,” kata Amien Rais.
Amien Rais menganggap kedaulatan politik dan ekonomi sekarang ini sudah tidak jelas. Bagi Amien Rais, saat ini ada semacam fenomena di mana kekuasaan politik dikendalikan oligarki ekonomi.
“Jadi sekarang saya enggak berlebihan kalau mengatakan bahwa kekuasaan politik itu sudah dipegang, digenggam oleh kekuatan bisnis dan kemudian politik menurut kemauan para businessman itu. Para oligarki yang sontoloyo itu. Jadi bagaimana mungkin Pak Lurah kemudian semua badan perwakilan rakyat yang namanya DPR, DPD, MPR tapi juga lembaga-lembaga tinggi yang lain, semua itu tanpa resistensi apapun itu akan dilakukan, ini bahaya sekali,” tutur dia.
Amien Rais mengaku khawatir dengan kondisi sekarang yang disebut lebih gawat dibandingkan 23 tahun lalu. Pangkalnya adalah terkait oligarki ekonomi yang mendikte kekuasaan politik.
“Jadi saya ingat mengakhiri bahwa saya harus mengatakan sejujurnya karena saya waktu itu sudah cukup paham, ketika kita reformasi 23 tahun yang lalu itu, sekarang lebih paham lagi. Jadi belum pernah ada Indonesia ini, menurut saya, segawat seperti sekarang ini, karena apa? karena antara kekuasaan ekonomi dan politik itu sudah blended, integrated, di mana, jangan lupa oligarki ekonomi itu mendikte kekuatan politik,” tutur Amien Rais.
Barulah Amien Rais menyampaikan pesan peringatan kepada Jokowi. Mantan Ketua MPR itu mewanti-wanti agar mengakhiri periode kepemimpinannya dengan baik.
“Jadi ini pesan saya kepada Pak Jokowi, mohon masih 3 tahun lagi, panjenengan, dipikir lebih dalam lagi gitu, karena kita melihat Pak Harto 32 tahun, akhirnya juga kemudian lengser, kemudian kan kita sebagai manusia kasihan. Bung Karno apalagi, pemimpin besar revolusi 9 tahun berkuasa kemudian juga kita tahu akhirnya seperti itu. Kemudian jangan sampai kemudian Pak Jokowi berakhir kurang elegan lah,” kata Amien Rais.***
Sumber: Detik