Jakarta (Riaunews.com) – Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang sedianya diselenggarakan pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 mendatang seharusnya dijadikan momentum bagi rakyat Indonesia untuk melihat politik secara jujur dan dewasa, termasuk dalam menilai tokoh-tokoh politik.
Seruan tersebut disampaikan aktivis dan pegiat media sosial asal Nusa Tenggara Timur (NTT) Krisyanto Yen Oni melalui kanal Youtube-nya, dikutip KBA News, Sabtu, 1 April 2023.
“Sehingga kita tidak keliru untuk membangun paradigma bahwa sosok ini yang paling NKRI, sosok itu tidak,” tegasnya.
Dalam unggahan berjudul “Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia | Ganjar Lebih NKRI Dari Anies???”, dia tidak menampik bahwa imbauan tersebut juga berlaku bagi dirinya.
“Terkadang kita katakan Pak Anies Baswedan rasis. Saya salah satu yang paling keras mengatakan Bapak Anies Baswedan bapak politik identitas. Banyak jejak digital saya. Banyak juga jejak digital saya yang mengatakan Bapak Ganjar Pranowo lebih NKRI,” katanya.
“2024 saya dukung Ganjar Pranowo karena saya cinta NKRI. Banyak jejak digital saya berseliweran di sosial media,” sambungnya.
Namun penolakan atas kehadiran Timnas Israel yang dinilai menjadi penyebab FIFA mencabut status tuan rumah Indonesia tersebut membuatnya kecewa berat sehingga mengubah penilaiannya 180 derajat terhadap sosok Gubernur Jawa Tengah itu.
“Dan ini juga menyadarkan saya bahwa mungkin saja saya telah salah menilai seorang Ganjar Pranowo selama ini, yang saya sanjung-sanjung sebagai sosok yang memiliki jiwa NKRI ternyata gagal memisahkan mana itu politik dan mana itu olahraga,” ungkap sosok yang sempat akan menjadi pendeta ini sebelumnya akhirnya lebih memberikan perhatian terhadap sosial dan politik.
Sementara seiring dengan berjalannya waktu, penilaiannya terhadap Anies juga berubah. Setelah sebelumnya kerap menyerang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai bapak politik identitas karena menganggap hanya berpihak kepada kelompok tertentu semata, kini dia malah mengapresiasi.
Karena Anies ternyata sosok yang toleran, menghormati perbedaan, bahkan menerbitkan 34 IMB pembangunan gereja di DKI semasa menjadi orang nomor satu di Ibu Kota.
“Ketika kita bicara tentang NKRI menurut saya, informasi yang paling diharapkan oleh telinga kita adalah seorang kepala daerah memberikan IMB pendirian rumah ibadah nonmuslim. Dan ini dilakukan oleh Pak Anies Baswedan, orang yang selama ini saya serang dengan begitu ekstremnya sebagai bapak politik identitas. Tetapi dia melakukan ini. Ini riil,” imbuhnya.
Dengan penuh semangat selama sekitar 11 menit podcastnya tersebut, Krisyanto menegaskan para politikus harus mencontoh keberanian Anies Baswedan. Di tengah merebaknya fenomena intoleransi, Anies berani menyerahkan IMB pembangunan gereja. Karena itu pula, dia tidak menampik berpeluang akan menjadi pendukung bakal capres usungan Koalisi Perubahan untuk Persatuan tersebut.
“Saya ingin hal ini tidak hanya terjadi di DKI. Anda tentunya tahu bahwa selama ini banyak kali kita mendengar informasi diskriminasi terhadap kaum non muslim, pembubaran ibadah, pembongkaran gereja, penutupan gereja dan lain sebagainya,” paparnya.
“Setop diskriminasi SARA ini adalah syarat mutlak yang akan saya sodorkan kepada seorang Anies Baswedan manakala saya menyatakan secara resmi sebagai pendukung Pak Anies Baswedan nanti,” demikian Krisyanto Yen Oni.***
https://www.youtube.com/watch?v=ldFRfnD89OI