Pertanyakan Pernyataan Polisi, Tagar #SayaPercayaFPI Jadi Trending Topik

Laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab
Enam Laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab yang tewas ditembak aparat kepolisian berbaju preman. (Grafis: Tangkapan layar Twitter)

Pekanbaru (Riaunews.com) – Tanda Pagar #SayaPercayaFPI menjadi trending di Dunia Twitter, setelah kasus penembakan terhadap 6 laskar FPI yang mengawal Habib Rizieq Shihab di jalan Tol Jakarta- Cikampek.

Mayoritas yang mencuitkan tagar tersebut mempertanyakan keabsahan pernyataan polisi yang menyebut bahwa penyerangan atau penembakan dilakukan pertama kali oleh para pengawal Habib Rizieq.

“#SayaPercayaFPI. Ini fitnah yg paling bruta l. Ngaku diserang dgn senjata api dan senjata tajam tp gk satupun anggota polisi yg terluka maupun mobil mereka yg kena tembakan dan yg paling aneh tdk ada mayat siapapun dilokasi,” kata pemilik akun @RestyResseh.

“6 men died because they FELT in danger, no evidence no witness. They shoot them and make press con. Are they for real to make such a lame story?” cuit @drizkyayu.

“Jika benar terjadi baku tembak dan berhasil menewaskan 6 orang di tempat, saya yakin mereka dengan bangga akan menunjukkan foto2 kejadian di lokasi atau setidaknya foto orang tertembak, bukan hanya bbrp senjata yg disebut sebagai barang bukti pada saat konpers. #SayaPercayaFPI,” pemilik akun @UyokTweet turut mempertanyakan.

Sekretaris Umum (Sekum) DPP Front Pembela Islam (FPI), Munarman memastikan bahwa laskar pengawal Habib Rizieq tidak dibekali senjata api. Bahkan, sambungnya, senjata tajam juga tidak diperkenankan untuk dibawa oleh laskar.

Dalam konferensi pers, Sekretaris Umum FPI Munarman pun menyoroti tempat kejadian perkara (TKP) tembak-menembak seperti yang disampaikan oleh Polda Metro Jaya.

Menurutnya, fakta di lokasi kejadian tidak menunjukkan telah terjadi aksi tembak menembak. Tidak ada bukti jenazah sebagaimana disebut bahwa ada 6 orang ditembak mati.

“Kalau sejak awal tembak-menembak itu berarti dia tewasnya di tempat dong. Tewas di tempat pasti banyak (bukti),” tegasnya saat menggelar konferensi pers di DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12).

Munarman memastikan bahwa dirinya telah memerintahkan laskar FPI untuk melakukan pengecekan di lokasi secara berkala, mulai dari pukul satu hingga subuh. Hasilnya, tidak ada jenazah yang ditemukan di lapangan.

“Tidak ada (juga) keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan di sekitar pintu Tol Karawang Timur,” sambungnya.

Secara logika, kata Munarman, jika benar ada tembak-menembak dan mengakibatkan 6 orang meninggal, maka proses evakuasi dipastikan akan berlangsung lama karena perlu dilakukan identifikasi dan oleh TKP terlebih dahulu. Masyarakat juga pasti akan berkerumun di lokasi kejadian.

“Kalau itu memang tembak menembak biasa tentu ada di masyarakat lain, tentu masyarakat sudah ramai di situ,” ujarnya.

“Mobil laskar tidak ada, jenazah tidak ada. Kalau itu memang tembak-menembak dan tewas di tempat itu pasti ada jenazah di situ. Pasti membutuhkan proses lama untuk evakuasi di situ. Tetapi ini tidak ada,” terang Munarman.

Sejauh ini, FPI juga tidak tahu keberadaan jenazah enam orang laskar tersebut. Hal itu, bagi Munarman, menunjukkan bukti konkret bahwa jenazah dalam kontrol dan kendali penuh.

“Sampai sekarang kami tidak dapat akses di mana keberadaan jenazahnya, kondisi lukanya di mana. Di mana tembak menembak, berapa lubang pelurunya kami tidak tahu. Hanya satu informasi bahwa dinyatakan tewas,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *