
Pekanbaru (Riaunews.com) – Riau resmi berstatus darurat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan mengacu kepada catatan jumlah kasus PMK yang tersebear di sejumlah kabupaten/ kota dengan total temuan sebanyak 1.037 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) sigap melakukan pemantauan baik pada daerah yang ternaknya banyak terpapar PMK maupun tidak. Pemantauan melibatkan penanam modal terkait di daerah. Koordinasi akan terus berjalan untuk memantau perkembangan kasus PMK Riau dan vaksinasi.
Disampaikan Kepala Dinas PKH Riau, Herman, bahwa Riau akan mendapat jatah kedua vaksin sebanyak 50 ribu dosis dari Kementrian Pertanian, jauh lebih banyak daripada tahap pertama sebanyak 7.400 dosis.
“Pekan depan, kita akan mendapatkan tambahan 50 ribu dosis lagi” jelas herman sebagaimana dikutip dari Tribun Pekanbaru (15/7/2022).
Herman menambahkan, kementrian sebenarnya siap meluncurkan bantuan vaksin lebih dari jumlah yang akan didistribusikan untuk tahap kedua ini. Hanya saja, terjadi kerusakan pada tempat penyimpanan vaksin (Cold Room).
Dinas PKH Riau sempat koordinasi dengan Dinas kesehatan agar mendapatkan tempat penyimpanan vaksi, namu saat ini tengah dipakai penyimpanan vaksin Covid – 19.
Sebagai alternatif, kulkas yang digunakan untuk untuk es dan bahan makanan dijadikan tempat penyimpanan vaksin sementara. Dengan cara mengatur suhu secara presisi agar vaksin tidak rusak.
“Ini sementara solusi kita. Caranya kulkas harus steril dan suhunya juga kita atur, disesuaikan agar vaksin tidak rusak,” Ujar Herman.
Disisi lain, herman juga memaparkan sudah tercatat 1.037 kasus PMK yang menjangkit tujuh Kabupaten Riau. diantaranya Indragiri Hilir (Inhil) 221 kasus, Rokan Hulu 184 kasus, Siak 158 kasus,Bengkalis 644 kasus, Indragiri Hulu (Inhu) 142 kasus, Kampar 26 kasus serta dan Pelalawan 7 kasus.
Sebanyak 274 ekor sapi dinyatakan sembuh dari PMK, dengan rincian Rohul 21 ekor, Siak 18 ekor, Inhil 67 ekor, Bengkalis 103 ekor, Kampar 16 ekor, Inhu 22 ekor, dan Pelalawan belum ada kasus yang sembuh.